Minggu, 30 Juni 2024

Edisi Geologi: Lava Bantal di Desa Jarum Bayat Klaten

 


Lava bantal di Jarum Bayat, Klaten merupakan batuan vulkanik yang terbentuk dari lava panas yang mengalir ke laut dalam. Lava yang panas ini mendingin dengan cepat saat bersentuhan dengan air laut, sehingga membentuk struktur seperti bantal. Lava bantal di Jarum Bayat berusia sekitar 35 juta tahun dan merupakan salah satu contoh terbaik lava bantal di Indonesia.

Ciri-ciri lava bantal:

 * Berbentuk seperti bantal, dengan diameter berkisar antara beberapa sentimeter hingga beberapa meter.

 * Memiliki permukaan yang halus dan bergelombang.

 * Terbentuk dari batuan andesit atau basal.

 * Seringkali ditemukan bersama dengan batuan sedimen laut lainnya.

Proses pembentukan lava bantal:

 * Lava panas mengalir dari gunung berapi ke laut dalam.

 * Lava panas mendingin dengan cepat saat bersentuhan dengan air laut.

 * Kulit luar lava mendingin lebih cepat daripada bagian dalamnya, sehingga membentuk cangkang yang keras.

 * Tekanan dari lava di dalam cangkang menyebabkan cangkang pecah dan lava mengalir keluar, membentuk bantal baru.

 * Proses ini berulang-ulang, sehingga terbentuk kumpulan lava bantal.

Nilai ilmiah lava bantal:

Lava bantal memiliki nilai ilmiah yang tinggi karena dapat memberikan informasi tentang kondisi lingkungan laut pada saat lava bantal terbentuk. Lava bantal juga dapat digunakan untuk mempelajari sejarah geologi suatu daerah.

Apa Sih Nummulites di Watu Prau Bayat itu?? 🤔


Nummulites di Watu Prau Bayat Klaten

Nummulites adalah jenis fosil foraminifera raksasa yang hidup di laut dangkal selama periode Eosen (sekitar 56-33 juta tahun yang lalu). Fosil nummulites banyak ditemukan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu lokasi yang terkenal dengan keberadaan fosil nummulites adalah di Watu Prau, Bayat, Klaten, Jawa Tengah.


Nummulites memiliki cangkang yang keras dan tebal, berbentuk cakram atau lensa, dengan diameter yang berkisar antara 2 hingga 10 cm. Cangkang nummulites tersusun atas banyak ruang kecil yang disebut kamar. Kamar-kamar ini tersusun melingkar dan terhubung satu sama lain dengan lubang-lubang kecil.

Fosil nummulites di Watu Prau ditemukan di batuan kapur yang terbentuk dari sedimen laut dangkal. Batuan kapur ini berusia sekitar 40 juta tahun, yang berarti bahwa nummulites yang ditemukan di Watu Prau hidup pada periode Eosen. Fosil nummulites di Watu Prau dapat ditemukan dengan mudah di permukaan tanah, bahkan di beberapa tempat, fosil nummulites dapat dilihat menempel pada dinding batu.

Keberadaan fosil nummulites di Watu Prau memiliki makna penting bagi ilmu geologi dan paleontologi. Fosil nummulites dapat digunakan untuk mempelajari lingkungan laut purba di wilayah Bayat pada periode Eosen. Selain itu, fosil nummulites juga dapat digunakan untuk menentukan usia batuan kapur di Watu Prau.

Nummulites di Watu Prau Bayat Klaten merupakan bukti penting dari sejarah geologi wilayah tersebut. Fosil nummulites dapat memberikan informasi tentang lingkungan laut purba di Bayat pada periode Eosen dan usia batuan kapur di Watu Prau.

 * Watu Prau merupakan geosite yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia.

 * Penelitian lebih lanjut tentang fosil nummulites di Watu Prau dapat membantu para ilmuwan untuk lebih memahami sejarah geologi wilayah Bayat dan Indonesia secara keseluruhan.





Sekilas Tentang Stasiun Lapangan Geologi Bayat Klaten


Stasiun Lapangan Geologi Bayat: Pusat Penelitian dan Edukasi Geologi di Klaten

Stasiun Lapangan Geologi Bayat, yang juga dikenal sebagai Stasiun Lapangan Geologi Prof. R. Soeroso Notohadiprawiro, adalah sebuah fasilitas pendidikan dan penelitian geologi yang terletak di Desa Beluk, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Dibangun dengan dana Rp13,8 miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), stasiun ini diresmikan pada tanggal 11 Mei 2024 oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Stasiun Lapangan Geologi Bayat memiliki beberapa fungsi utama, yaitu:

 * Sebagai tempat penelitian geologi. Stasiun ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas penelitian modern, seperti laboratorium geologi, ruang kelas, perpustakaan, dan asrama mahasiswa.

 * Sebagai tempat edukasi geologi. Stasiun ini dapat digunakan untuk berbagai kegiatan edukasi geologi, seperti pelatihan, seminar, dan workshop.

 * Sebagai tempat wisata edukasi. Stasiun ini memiliki berbagai koleksi batuan dan fosil yang menarik untuk dipelajari oleh masyarakat umum.

Stasiun Lapangan Geologi Bayat diharapkan dapat menjadi pusat penelitian dan edukasi geologi terkemuka di Indonesia. Stasiun ini juga diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap ilmu geologi dan mendorong pengembangan geopark di Bayat.

Berikut adalah beberapa manfaat Stasiun Lapangan Geologi Bayat:

 * Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang geologi.

 * Mendorong penelitian geologi di Indonesia.

 * Membantu pengembangan geopark di Bayat.

 * Meningkatkan potensi wisata edukasi di Klaten.

Stasiun Lapangan Geologi Bayat adalah aset penting bagi Kabupaten Klaten dan Indonesia. Stasiun ini memiliki potensi untuk memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dan bangsa.


 

infografis aktivitas Gunung Merapi periode 29 Juni 2024 pukul 00.00 - 24.00 WIB



Halo Warga Merapi! Berikut disampaikan laporan infografis aktivitas Gunung Merapi periode 29 Juni 2024 pukul 00.00 - 24.00 WIB. Tingkat aktivitas Gunung Merapi SIAGA (Level 3), tetap patuhi rekomendasi. Terimakasih.
https://bit.ly/bpptkgchannel
 #AktivitasMerapi #SiagaMerapi

Sabtu, 29 Juni 2024

Banjir Rob Di Desa Randusanga Wetan Kec Brebes Kab Brebes

 


Banjir Rob melanda di Desa Randusanga Wetan Kec Brebes Kabupaten Brebes pada hari Sabtu, 29/06/2024.

Longsor terjadi di Kab Sukabumi Jabar

 


Telah terjadi longsor tepatnya di ruas jalan provinsi yang menghubungkan Kec. Jampangtengah & Kec. Lengkong. Jalan tertutup material longsoran tanah & pohon tumbang, tepatnya di Kampung Tegaldatar, Desa Bantaragung, Kec. Jampangtengah, Kab Sukabumi Jabar.


infografis aktivitas Gunung Merapi periode 28 Juni 2024 pukul 00.00 - 24.00 WIB.


Halo Warga Merapi! Berikut disampaikan laporan infografis aktivitas Gunung Merapi periode 28 Juni 2024 pukul 00.00 - 24.00 WIB. Tingkat aktivitas Gunung Merapi SIAGA (Level 3), tetap patuhi rekomendasi. Terimakasih.
https://bit.ly/bpptkgchannel
 #AktivitasMerapi #SiagaMerapi

Jumat, 28 Juni 2024

Erupsi Lewotobi Laki-laki Jum'at 28 Juni 2024

 



Terjadi erupsi G. Lewotobi Laki-laki pada hari Jumat, 28 Juni 2024, pukul 17:11 WITA. Tinggi kolom letusan teramati ± 1000 m di atas puncak (± 2584 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung.


Video : Asto Ambrosio

Gempa Dahsyat Bermagnitudo 7.2 Menguncang Peru

#Gempa mematikan dengan kekuatan magnitudo 7.2 mengguncang #Peru pada hari ini Jum'at 28 Juni 2014 pukul 05:36 UTC atau pukul 12:36 WIB. Guncangan gempa sangat kuat ini diperkirakan banyak bangunan memgalami kerusakan.

Banjir Bolang Mongondow Sulawesi Utara Jum'at 18/06/2023

Akibat curah hujan tinggi yang terjadi di Wilayah Bolang Mongondow Sulawesi Utara mengakibatkan terjadinya #banjir, ketinggian banjir bervariasi antara 20cm hingga 70cm sehingga mengganggu aktifitas warga setempat.

infografis aktivitas Gunung Merapi periode 27 Juni 2024 pukul 00.00 - 24.00 WIB


Halo Warga Merapi! Berikut disampaikan laporan infografis aktivitas Gunung Merapi periode 27 Juni 2024 pukul 00.00 - 24.00 WIB. Tingkat aktivitas Gunung Merapi SIAGA (Level 3), tetap patuhi rekomendasi. Terimakasih.
https://bit.ly/bpptkgchannel
 #AktivitasMerapi #SiagaMerapi

Kamis, 27 Juni 2024

Dengan Banyaknya Komunitas Relawan di Indonesia Apakah Sudah Efektif??


Di Indonesia banyak sekali Komunitas-Komunitas Relawan Kebencanaan? Nah dengan adanya banyak komunitas ini apakah efektif??

Jawaban dari pertanyaan tersebut ternyata akan sangat mengejutkan, ternyata banyaknya komunitas relawan tidak menjamin PRB ( Pengurangan Resiko Bencana ) bisa efektif..nah timbul pertanyaan lanjutan, kenapa bisa demikian..??

PRB belum efektif dilihat dari beberapa variabel, yakni peran relawan di Pra Kebencaan, saat terjadi kebencanaan dan Pasca Bencana. Rerata komunitas di Indonesia ada di saat Bencana dan mulai berkurang aktifitasnya ketika menginjak fase Pasca Bencana.

 Yang hampir belum tersentuh adalah kehadiran Relawan Komunitas Bencana yang turut hadir di aktifitas Pra Bencana, ini artinya peran komunitas di Fase Mitigasi, Kontijensi. Jumlah Komunitas Relawan Kebencanaan yang ada di seluruh Indonesia dan sudah beraktifitas di Pra Bencana masih kurang dari 5%

Karena selama ini ketika terjadi bencana rerata banyak komunitas berbondong bondong dari berbagai pelosok negeri menuju satu titik bencana. Euforia ini sudah selayaknya diubah.. menjadi Euforia Komunitas Relawan Kebencanaan yang mulai menggarap aktifitas di Pra Bencana.

Pola pikir yang perlu diubah ini tidak hanya bisa diubah oleh masyarakat maupun komunitas relawan, tapi perlu dukungan dan regulasi dari Pemerintah. Bahkan yang menjadikan kita berfikir ulang karena kebanyakan Institusi Pemerintah-pun masih banyak berkutat di aktifitas pada saat bencana saja. Masih sangat sedikit yang mulai beraktifitas PRB di fase Pra Bencana.

Terjadi hujan di lereng #Merapi 27 Juni 2024

 


⚠️⚠️
INFO BPPTKG: Terjadi hujan di lereng  #Merapi 27 Juni 2024 mulai pukul 15:31 WIB, total curah hujan 13.57 mm, dengan intensitas 19.47 mm/jam. Hujan masih berlangsung saat ini, waspada bahaya lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dan awan panas guguran di daerah potensi bahaya. Masyarakat diimbau utk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan. #AktivitasMerapi #SiagaMerapi



Banjir Gorontalo Kamis, 27 Juni 2024

Banjir terjadi di Wilayah Gorontalo Sulawesi pada hari ini Kamis, 27/06/2024. Banjir dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi.

Gempa Mag:5.5 BONEBOLANGO-GORONTALO

Info Gempa Mag:5.5, 27-Jun-24 10:46:32 WIB, Lok:0.24 LS,123.31 BT (88 km Tenggara BONEBOLANGO-GORONTALO), Kedlmn:10 Km ::BMKG





Aktivitas Kegempaan di Cincin Api Pasifik


Aktivitas Kegempaan di Cincin Api Pasifik

Cincin Api Pasifik merupakan zona seismik aktif yang mengelilingi Samudra Pasifik. Zona ini merupakan rumah bagi banyak lempeng tektonik yang bergerak dan bergesekan, menghasilkan aktivitas gempa bumi dan gunung berapi yang tinggi. Dalam beberapa hari terakhir, zona ini telah mengalami peningkatan aktivitas gempa bumi yang signifikan.

Aktivitas Terbaru
Menurut data dari Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), dalam 7 hari terakhir (20 Juni - 27 Juni 2024), telah terjadi lebih dari 100 gempa bumi dengan magnitudo 5.0 atau lebih di Cincin Api Pasifik. 

Faktor Penyebab
Peningkatan aktivitas gempa bumi di Cincin Api Pasifik dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
 * Pergerakan lempeng tektonik: Lempeng tektonik di Cincin Api Pasifik terus bergerak dan bergesekan, yang menghasilkan tekanan dan energi yang dapat dilepaskan dalam bentuk gempa bumi.
 * Aktivitas gunung berapi: Letusan gunung berapi dapat memicu gempa bumi, dan sebaliknya.
 * Tekanan air bawah tanah: Perubahan tekanan air bawah tanah dapat menyebabkan gempa bumi, terutama di daerah yang rawan gempa.

Dampak Aktivitas gempa bumi yang tinggi di Cincin Api Pasifik dapat menyebabkan berbagai dampak.

Cincin Api Pasifik merupakan zona seismik aktif yang selalu berpotensi mengalami gempa bumi. Peningkatan aktivitas gempa bumi dalam beberapa hari terakhir harus menjadi perhatian bagi masyarakat di wilayah tersebut. 

Penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana untuk meminimalkan risiko dan dampak gempa bumi.

Berdasarkan data dan informasi yang tersedia, dapat disimpulkan bahwa:
 * Aktivitas gempa bumi di Cincin Api Pasifik sedang mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.
 * Peningkatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pergerakan lempeng tektonik, aktivitas gunung berapi, dan tekanan air bawah tanah.
 * Aktivitas gempa bumi ini dapat menyebabkan berbagai dampak, seperti kerusakan infrastruktur, korban jiwa, tsunami, dan gangguan ekonomi.
 * Penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana untuk meminimalkan risiko dan dampak gempa bumi.

Rekomendasi:
Masyarakat di wilayah Cincin Api Pasifik harus:
 * Mengetahui risiko gempa bumi di wilayah mereka.
 * Memiliki rencana evakuasi dan persiapan darurat.
 * Mempelajari cara-cara melindungi diri saat gempa bumi terjadi.
 * Berpartisipasi dalam program mitigasi bencana di wilayah mereka.


LAPORAN AKTIVITAS GUNUNGAPI PERIODE PENGAMATAN 26-06-2024 00:00-24:00 WIB

*::::         MAGMA-VAR         ::::*
*:: Volcanic Activity Report ::*

*LAPORAN AKTIVITAS GUNUNGAPI*

*PERIODE PENGAMATAN*
26-06-2024 00:00-24:00 WIB

*GUNUNGAPI*
Merapi (2968 mdpl),
Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten,
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah

*METEOROLOGI*
Cuaca mendung,berawan. Angin bertiup lemah,sedang ke arah barat,timur. Suhu udara 16-26.6 °C, kelembaban udara 50-99 %, dan tekanan udara 768-918.5 mmHg. 

*VISUAL*
● Gunung kabut 0-III,kabut 0-II. Asap kawah tidak teramati. 

*KEGEMPAAN*
■ *Guguran*
(Jumlah : 56, Amplitudo : 3-45 mm, Durasi : 19.1-161.2 detik)
■ *Low Frekuensi*
(Jumlah : 5, Amplitudo : 3 mm, Durasi : 8.6-12.2 detik)
■ *Hybrid/Fase Banyak*
(Jumlah : 58, Amplitudo : 2-20 mm, S-P : 0.3-0.7 detik, Durasi : 5.8-8.8 detik)
■ *Vulkanik Dangkal*
(Jumlah : 16, Amplitudo : 21-80 mm, Durasi : 6.2-12.3 detik)

*KETERANGAN LAIN*
Teramati 17 kali Guguran lava ke arah Kali Bebeng (Barat daya) dengan jarak luncur maksimum 1.200 meter.

*TINGKAT AKTIVITAS*
G. Merapi Level III (Siaga)

*REKOMENDASI*
1. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
3. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
4. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
5. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
6. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

*PENYUSUN LAPORAN*
Ahmad Sopari

*SUMBER DATA*
KESDM, Badan Geologi, PVMBG
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG)
https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/laporan

*Media Sosial PVMBG*
https://linktr.ee/PVMBG

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNGAPI PERIODE PENGAMATAN 26-06-2024 18:00-24:00 WIB

*::::         MAGMA-VAR         ::::*
*:: Volcanic Activity Report ::*

*LAPORAN AKTIVITAS GUNUNGAPI*

*PERIODE PENGAMATAN*
26-06-2024 18:00-24:00 WIB

*GUNUNGAPI*
Merapi (2968 mdpl),
Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten,
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah

*METEOROLOGI*
Cuaca mendung. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat. Suhu udara 19-21 °C, kelembaban udara 75-99 %, dan tekanan udara 768.4-918.3 mmHg. 

*VISUAL*
● Gunung kabut 0-II hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. 

*KEGEMPAAN*
■ *Guguran*
(Jumlah : 7, Amplitudo : 3-6 mm, Durasi : 21.5-100.9 detik)
■ *Low Frekuensi*
(Jumlah : 2, Amplitudo : 3 mm, Durasi : 8.6-9 detik)
■ *Hybrid/Fase Banyak*
(Jumlah : 23, Amplitudo : 3-14 mm, S-P : 0.3-0.6 detik, Durasi : 5.8-7.2 detik)
■ *Vulkanik Dangkal*
(Jumlah : 6, Amplitudo : 21-80 mm, Durasi : 7.2-12.3 detik)

*KETERANGAN LAIN*
Teramati 1 kali Guguran lava ke arah Kali Bebeng (Barat daya) dengan jarak luncur 900 meter.

*TINGKAT AKTIVITAS*
G. Merapi Level III (Siaga)

*REKOMENDASI*
1. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
3. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
4. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
5. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
6. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

*PENYUSUN LAPORAN*
Ahmad Sopari

*SUMBER DATA*
KESDM, Badan Geologi, PVMBG
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG)
https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/laporan

*Media Sosial PVMBG*
https://linktr.ee/PVMBG

Rabu, 26 Juni 2024

Persiapan Yang Harus Dilakukan Sebelum Berpetualang




Persiapan sebelum berpetualang di alam bebas sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan selama perjalanan. Berikut beberapa hal yang perlu dipersiapkan:

Perencanaan
 * Tentukan tujuan dan durasi petualangan: Pilihlah lokasi dan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan dan minat Anda. Pertimbangkan juga durasi petualangan agar Anda dapat mempersiapkan perbekalan yang cukup.
 * Pelajari informasi tentang lokasi: Cari tahu tentang kondisi cuaca, medan, flora dan fauna, serta potensi bahaya yang ada di lokasi tujuan. Anda dapat membaca buku, artikel, atau blog tentang petualangan di lokasi tersebut, atau bertanya kepada orang yang pernah ke sana.
 * Buatlah rencana perjalanan: Susunlah itinerary yang terperinci, termasuk rute perjalanan, waktu tempuh, tempat istirahat, dan tempat berlindung. Pertimbangkan juga faktor cuaca dan kemungkinan perubahan rencana.
 * Beri tahu orang lain tentang rencana Anda: Beri tahu keluarga atau teman tentang rencana petualangan Anda, termasuk lokasi tujuan, durasi, dan orang yang akan Anda temani. Hal ini penting agar mereka dapat membantu Anda jika terjadi sesuatu.
Peralatan
 * Perlengkapan pribadi: Bawalah pakaian yang sesuai dengan cuaca dan aktivitas yang akan Anda lakukan. Jangan lupa membawa perlengkapan mandi, obat-obatan pribadi, dan tabir surya.
 * Perlengkapan navigasi: Bawalah peta, kompas, atau GPS untuk membantu Anda menemukan jalan. Anda juga dapat menggunakan aplikasi navigasi di smartphone Anda.
 * Perlengkapan berkemah: Jika Anda berencana untuk berkemah, bawalah tenda, sleeping bag, matras, dan perlengkapan memasak.
 * Perlengkapan keselamatan: Bawalah kotak P3K, peluit, dan lampu senter. Anda juga dapat membawa alat komunikasi darurat, seperti radio dua arah atau telepon satelit.
 * Perbekalan: Bawalah makanan dan air minum yang cukup untuk seluruh durasi petualangan. Anda juga dapat membawa camilan dan makanan ringan untuk energi tambahan.
Keterampilan
 * Keterampilan navigasi: Pelajari cara menggunakan peta, kompas, atau GPS. Anda juga dapat mengikuti kursus navigasi dasar.
 * Keterampilan berkemah: Jika Anda berencana untuk berkemah, pelajari cara mendirikan tenda, menyalakan api, dan memasak di alam bebas.
 * Keterampilan pertolongan pertama: Pelajari cara memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan. Anda juga dapat mengikuti kursus pertolongan pertama dasar.
 * Keterampilan bertahan hidup: Pelajari cara mencari makanan dan air minum di alam bebas, membangun tempat berlindung, dan membuat sinyal darurat.
Tips tambahan
 * Periksa kondisi fisik Anda: Pastikan Anda dalam kondisi fisik yang fit sebelum berpetualang. Lakukan latihan fisik secara teratur dan periksakan kesehatan Anda ke dokter.
 * Pakailah pakaian yang nyaman: Pilihlah pakaian yang terbuat dari bahan yang cepat kering dan mudah bergerak. Bawalah pakaian ganti yang cukup untuk seluruh durasi petualangan.
 * Bawa uang tunai: Tidak semua tempat di alam bebas menerima pembayaran dengan kartu kredit atau debit. Bawalah uang tunai yang cukup untuk membeli makanan, minuman, dan kebutuhan lainnya.
 * Jagalah kelestarian alam: Jangan meninggalkan sampah di alam bebas. Bawalah kembali semua sampah Anda dan buanglah di tempat yang semestinya.
 * Hormati budaya lokal: Jika Anda berpetualang di daerah yang memiliki budaya lokal, pelajarilah tentang budaya tersebut dan hormatilah adat istiadat mereka.
Persiapan yang matang sebelum berpetualang di alam bebas dapat membantu Anda untuk mendapatkan pengalaman yang aman, menyenangkan, dan tak terlupakan.

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNGAPI PERIODE PENGAMATAN 26-06-2024 06:00-12:00 WIB

*::::         MAGMA-VAR         ::::*
*:: Volcanic Activity Report ::*

*LAPORAN AKTIVITAS GUNUNGAPI*

*PERIODE PENGAMATAN*
26-06-2024 06:00-12:00 WIB

*GUNUNGAPI*
Merapi (2968 mdpl),
Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten,
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah

*METEOROLOGI*
Cuaca berawan dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah timur dan barat. Suhu udara 20-26.6 °C, kelembaban udara 50-95.3 %, dan tekanan udara 768-918.5 mmHg. 

*VISUAL*
● Gunung kabut 0-II hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. 

*KEGEMPAAN*
■ *Guguran*
(Jumlah : 12, Amplitudo : 3 mm, Durasi : 24.8-103.4 detik)
■ *Low Frekuensi*
(Jumlah : 1, Amplitudo : 3 mm, Durasi : 10.3 detik)
■ *Hybrid/Fase Banyak*
(Jumlah : 15, Amplitudo : 2-20 mm, S-P : 0.5-97 detik, Durasi : 6.1-8.2 detik)
■ *Vulkanik Dangkal*
(Jumlah : 5, Amplitudo : 28-75 mm, Durasi : 6.7-12.2 detik)

*KETERANGAN LAIN*
-

*TINGKAT AKTIVITAS*
G. Merapi Level III (Siaga)

*REKOMENDASI*
1. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
3. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
4. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
5. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
6. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

*PENYUSUN LAPORAN*
Suraji

*SUMBER DATA*
KESDM, Badan Geologi, PVMBG
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG)
https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/laporan

*Media Sosial PVMBG*
https://linktr.ee/PVMBG

Apakah Desamu Sudah Memiliki Peta Digital?

 


Apakah desamu sudah punya peta desa digital?🤔

Mengapa kami tanyakan karena ini erat kaitannya dengan Mitigasi Bencana maupun penanganan dikala terjadi bencana.

Nah akan kami coba paparkan alasannya....

Peta desa digital dapat memainkan peran penting dalam mitigasi bencana dengan beberapa cara berikut:

 * Meningkatkan pemahaman risiko: Peta desa digital dapat membantu masyarakat memahami risiko bencana di daerah mereka dengan menunjukkan lokasi daerah rawan bencana, seperti daerah dataran rendah yang rentan terhadap banjir atau lereng gunung yang rentan terhadap tanah longsor.

 * Membuat rencana evakuasi: Peta desa digital dapat digunakan untuk membuat rencana evakuasi yang efektif, dengan menunjukkan rute evakuasi yang aman dan tempat penampungan sementara.

 * Membantu koordinasi tanggap darurat: Peta desa digital dapat digunakan oleh petugas tanggap darurat untuk mengkoordinasikan upaya mereka dan menjangkau daerah yang terkena dampak bencana dengan lebih cepat.

 * Meningkatkan kesadaran dan pendidikan: Peta desa digital dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran tentang risiko bencana dan untuk mendidik masyarakat tentang cara bersiap menghadapi bencana.

Ketidakhadiran peta desa digital dapat membuat mitigasi bencana lebih sulit dalam beberapa hal:

 * Kurangnya pemahaman risiko: Masyarakat mungkin tidak mengetahui risiko bencana di daerah mereka, sehingga mereka mungkin tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mempersiapkan diri.

 * Kesulitan dalam membuat rencana evakuasi: Tanpa peta desa digital, mungkin sulit untuk membuat rencana evakuasi yang efektif, terutama di daerah dengan infrastruktur yang terbatas.

 * Koordinasi tanggap darurat yang terhambat: Petugas tanggap darurat mungkin kesulitan menjangkau daerah yang terkena dampak bencana dan mengkoordinasikan upaya mereka tanpa peta desa digital.

 * Kurangnya kesadaran dan pendidikan: Masyarakat mungkin kurang sadar tentang risiko bencana dan cara bersiap menghadapi bencana tanpa peta desa digital dan program edukasi terkait.

Jadi kesimpulannya adalah:

Peta desa digital merupakan alat yang berharga untuk mitigasi bencana. Ketidakhadiran peta desa digital dapat membuat mitigasi bencana lebih sulit dan meningkatkan risiko korban jiwa dan kerusakan harta benda.

Nah sudah jelas kan sekarang😊😊🤗


Status Siaga Darurat Bencana di Gunung Lewotobi Laki-laki Diperpanjang hingga 25 September 2024

 



Status siaga darurat bencana alam erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali diperpanjang. Penetapan status tanggap darurat itu tertuang dalam Keputusan Bupati Flores Timur Nomor: BPBD.300.2.2.5/018/BIS.KL/V1/2024 dan ditandatangani oleh Penjabat (Pj) Bupati Flores Timur Sulastri HA Rasyid.
Status siaga darurat bencana itu berdasarkan peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki dari level II (waspada) ke level III (siaga). "Menetapkan perpanjangan status siaga darurat bencana alam erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki sejak tanggal 25 Juni 2024 sampai dengan tanggal 25 September 2024


LAPORAN AKTIVITAS GUNUNGAPI PERIODE PENGAMATAN 26-06-2024 00:00-06:00 WIB

*::::         MAGMA-VAR         ::::*
*:: Volcanic Activity Report ::*

*LAPORAN AKTIVITAS GUNUNGAPI*

*PERIODE PENGAMATAN*
26-06-2024 00:00-06:00 WIB

*GUNUNGAPI*
Merapi (2968 mdpl),
Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten,
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah

*METEOROLOGI*
Cuaca mendung. Angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 16-19 °C, kelembaban udara 75-99 %, dan tekanan udara 837.1-918 mmHg. 

*VISUAL*
● Gunung kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. 

*KEGEMPAAN*
■ *Guguran*
(Jumlah : 29, Amplitudo : 3-45 mm, Durasi : 27.8-161.2 detik)
■ *Low Frekuensi*
(Jumlah : 1, Amplitudo : 3 mm, Durasi : 12.2 detik)
■ *Hybrid/Fase Banyak*
(Jumlah : 9, Amplitudo : 3-14 mm, S-P : 0.5-0.6 detik, Durasi : 5.8-8.8 detik)
■ *Vulkanik Dangkal*
(Jumlah : 3, Amplitudo : 21-61 mm, Durasi : 7.8-9.9 detik)

*KETERANGAN LAIN*
Teramati 11 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1600 meter

*TINGKAT AKTIVITAS*
G. Merapi Level III (Siaga)

*REKOMENDASI*
1. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
3. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
4. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
5. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkapi.
6. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

*PENYUSUN LAPORAN*
Susanta
Suraji

*SUMBER DATA*
KESDM, Badan Geologi, PVMBG
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG)
https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/laporan

*Media Sosial PVMBG*
https://linktr.ee/PVMBG

Video Epicentrum Gempa dalam Perspektif 3D



Kami menyajikan penayangan epicentrum gempa yang terjadi di wilayah Indonesia dalam perspektif 3D terutama untuk gempa-gempa Selatan Jawa dan Barat Sumatera. Dalam Video ini setiap titik mewakili gempa yang telah terjadi, adapun warna dalam setiap titk mengindikasikan kedalaman gempa yang terjadi.

harapan kami dengan video ini membuka pemahaman masyarakat dan semakin mudah mengamati dan menelaah zona patahan maupun lempeng yang sering terjadi kegempaan. video ini pula yang dapat menunjukkan seberapa rentan sebenarnya Selatan Jawa maupun Barat Sumatera akan terjadinya gempa-gempa dengan magnitudo besar maupun potensi tsunami yang dapat dipicu oleh gempa tersebut


Selasa, 25 Juni 2024

Apa yang menyebabkan terbentuknya "LA NINA"

 

kondisi perairan pasifik saat la nina berlangsung.



Banyak pemberitaan dalam beberapa bulan terakhir membahas gangguan cuaca akibat La Nina, Nah sebenarnya La Nina itu gangguan cuaca yang bagaimana sih?? dan bagaimana terbentuknya?? 

Di artikel kami kali ini akan coba kita bahas, yuk langsung saja Guys..

La Nina terjadi akibat interaksi kompleks antara atmosfer dan lautan di Samudra Pasifik tropis. Berikut beberapa faktor utama yang berkontribusi pada pembentukannya:

1. Pendinginan Suhu Permukaan Laut (SST):

  • La Nina ditandai dengan pendinginan anomali SST di Samudra Pasifik tengah dan timur khatulistiwa.
  • Pendinginan ini umumnya mencapai -0,5°C hingga -2°C di bawah rata-rata normal.
  • Pendinginan SST disebabkan oleh:
    • Peningkatan Angin Pasat Timur: Angin pasat timur yang lebih kuat mendorong air laut hangat ke barat Samudra Pasifik, meninggalkan air yang lebih dingin di timur.
    • Upwelling: Proses upwelling membawa air laut dingin dari bawah ke permukaan, memperkuat pendinginan SST.

2. Interaksi Atmosfer-Laut:

  • Pendinginan SST berinteraksi dengan atmosfer, memengaruhi pola angin dan tekanan udara.
  • Hal ini memicu perubahan sirkulasi atmosfer global, termasuk aliran jet stream dan pola cuaca di berbagai wilayah.

3. Faktor Lain:

  • Faktor lain yang dapat berkontribusi pada La Nina termasuk variasi siklus matahari dan aktivitas El Niño sebelumnya.
  • La Nina dan El Niño sering terjadi secara berurutan, dengan satu fase mendinginkan dan yang lainnya menghangatkan sistem iklim Bumi.

Dampak La Nina:

  • La Nina dapat membawa perubahan pola cuaca di berbagai belahan dunia, termasuk:
    • Peningkatan curah hujan di Indonesia, Australia, dan Amerika Selatan.
    • Kekeringan di India, Afrika Selatan, dan Amerika Utara.
    • Perubahan musim dan intensitas badai.
Efek La Nina Periode Juni - Agustus dan Desember - Februari


Pembentukan La Nina merupakan hasil dari interaksi kompleks antara atmosfer dan lautan di Samudra Pasifik tropis. Pendinginan SST, interaksi atmosfer-laut, dan faktor lain berperan penting dalam memicu fenomena ini, yang dapat membawa dampak signifikan pada pola cuaca global.

Masyarakat Awam Kadang Bingung Membedakan BNPB dan Basarnas, Nah Sebenarnya apa sih bedanya??

 

 APA BEDANYA DENGAN



Masyarakat Awam Kadang Bingung Membedakan BNPB dan Basarnas, Nah Sebenarnya apa sih bedanya?? Mari kita bahas berdasarkan Tupoksi kedua Badan Nasional ini.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) adalah dua lembaga pemerintah yang sama-sama menangani bencana di Indonesia. Meskipun memiliki tujuan yang sama, terdapat perbedaan mendasar dalam tugas dan lingkup kewenangan mereka:

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA:

  • Tugas:
    • Mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan kegiatan penanganan bencana, kedaruratan secara terpadu.
    • Melaksanakan penanganan bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum, pada saat, dan setelah terjadi bencana yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan, penanganan darurat, dan pemulihan.
    • Merumuskan dan menetapkan kebijakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi.
  • Lingkup Kewenangan:
    • Menangani semua jenis bencana, baik bencana alam, bencana buatan manusia, maupun bencana sosial.
    • Bekerja di semua fase penanggulangan bencana, dari pra-bencana, saat bencana, hingga pasca-bencana.
    • Melibatkan berbagai pihak dalam penanggulangan bencana, seperti kementerian/lembaga, pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan sektor swasta.

BADAN SAR NASIONAL / BADAN PENCARIAN DAN PENYELAMATAN NASIONAL:

  • Tugas:
    • Melakukan pencarian dan pertolongan terhadap korban kecelakaan, musibah, dan/atau bencana.
    • Melakukan kegiatan kemanusiaan dalam rangka mendukung tugas pokok.
    • Membina potensi SAR dan meningkatkan kesiapsiagaan SAR.
  • Lingkup Kewenangan:
    • Berfokus pada kegiatan pencarian dan pertolongan korban bencana, baik di darat, laut, maupun udara.
    • Bekerja pada saat terjadinya bencana dan fokus pada penyelamatan jiwa manusia.
    • Berkoordinasi dengan BNPB dan pihak terkait lainnya dalam upaya penanggulangan bencana.

Jadi Kesimpulannya adalah

  • BNPB: Bertanggung jawab atas keseluruhan proses penanggulangan bencana, mulai dari pencegahan, kesiapsiagaan, penanganan darurat, hingga pemulihan.
  • Basarnas: Berfokus pada kegiatan pencarian dan pertolongan korban bencana.

Analogi:

  • BNPB: Seperti komandan perang yang mengatur strategi dan taktik untuk menghadapi bencana.
  • Basarnas: Seperti pasukan khusus yang diterjunkan ke garis depan untuk menyelamatkan korban bencana.

Meskipun memiliki perbedaan tugas dan kewenangan, BNPB dan Basarnas saling bekerja sama dalam upaya penanggulangan bencana di Indonesia. Dua Badan ini berserta Relawan dan Masyarakat selalu hadir dalam hal kebencanaan baik di Wilayah Indonesia Maupun Pengiriman Tenaga Bantuan bagi operasi - operasi di negara lain ketika ada permohonan bantuan.

Semoga penjelasan yang kami paparkan ini dapat membantu kalian memahami dua Badan Nasional ini....

Peta Interaktif Zona Kerentanan Liquifaksi di Indonesia, Berikut Pemetaan Potensi Bencana Geologi Lainnya.

Menanggapi salah satu permohonan salah satu netizen di Twitter / X @shintaeffendi mengenai bahasan peta Zona Kerentanan Liquifaksi yang ada di wilayah Indonesia, maka akan kami coba berikan informasi Pemetaan Zona Kerentanan Liquifaksi yang dibuat dan dipublikasikan oleh Kementrian ESDM. Oke langsung saja akan kami berikan urutan langkah - langkahnya:


  • Buka Situs Pemetaan Interaktif Kementrian ESDM di link https://geoportal.esdm.go.id/kebencanaan/
  • Tunggu beberapa saat sampai loading situs selesai.
  • Setelah itu scroll pada daftar Peta
  • Kemudian pilih Zona Kerentanan Liquifaksi dengan klik pada "ADD TO MAP"



  • Nah, anda akan lihat Layer Zona Kerentanan Liquifaksi, coba lihat wilayah anda tinggal ada atau tidakkah Zona tersebut di tempat anda tinggal.


Note: berikut ini kami sertakan contoh pemetaan Zona Kerentanan Liquifaksi di wilayah Palu, Peta sebelum di Add Layer Zona Kerentanan Liquifaksi dan Setelah di Add Zona Kerentanan Liquifaksi.




Semoga penjelasan kami cukup jelas dan menjadikan awareness bagi masyarakat terkait potensi kebencaan khususnya Liquifaksi ( Pembuburan Tanah ). Terima kasih.....

 





Senin, 24 Juni 2024

Mengapa pengukuran skala gempa seismogram satu dengan lainnya kadang berbeda?? Ini alasannya guys...

 


Pernahkah kalian bertanya-tanya mengapa pengukuran satu seismogram dengan seismogram lainnya kadang berbeda? Ya meskipun bedanya tidak akan terlalu signifikan.. nah akan kami bantu jelaskan ya guys..

yang dapat menyebabkan perbedaan pengukuran skala gempa antara seismogram satu dengan yang lainnya, yaitu:

1. Jenis Gelombang Seismik yang Direkam

Seismograf merekam berbagai jenis gelombang seismik, seperti gelombang P (primer), gelombang S (sekunder), dan gelombang L (panjang). Masing-masing jenis gelombang memiliki kecepatan dan amplitudo yang berbeda, sehingga dapat menghasilkan pengukuran skala gempa yang berbeda pula.

2. Jarak Stasiun Seismik ke Pusat Gempa

Semakin jauh jarak stasiun seismik ke pusat gempa, semakin kecil amplitudo gelombang seismik yang direkam. Hal ini dapat menyebabkan pengukuran skala gempa yang lebih kecil.

3. Kondisi Geologi Lokal

Kondisi geologi lokal, seperti jenis batuan dan struktur tanah, dapat memengaruhi kecepatan dan amplitudo gelombang seismik. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan pengukuran skala gempa di antara stasiun seismik yang terletak di daerah dengan kondisi geologi yang berbeda.

4. Jenis Seismograf yang Digunakan

Jenis seismograf yang digunakan dapat memengaruhi pengukuran skala gempa. Seismograf yang lebih modern dan canggih umumnya menghasilkan pengukuran skala gempa yang lebih akurat.

5. Metode Analisis Seismogram

Metode analisis seismogram yang digunakan oleh para seismolog juga dapat memengaruhi pengukuran skala gempa.

Perbedaan pengukuran skala gempa antara seismogram satu dengan yang lainnya umumnya tidak terlalu signifikan. Para seismolog akan menggunakan berbagai metode untuk menggabungkan data dari beberapa seismogram untuk mendapatkan perkiraan skala gempa yang paling akurat.

Perbedaan pengukuran skala gempa ini menunjukkan bahwa tidak ada satu pun seismogram yang dapat memberikan pengukuran skala gempa yang benar-benar akurat. Para seismolog akan menggunakan berbagai metode untuk menggabungkan data dari beberapa seismogram untuk mendapatkan perkiraan skala gempa yang paling akurat.

Nah sekarang kalian sudah faham kan guys...


Peran Radio Komunikasi Di Saat Bencana


Pentingnya Komunikasi Efektif Saat Bencana Melanda: Peran Radio Komunikasi dan Pemanfaatan Repeater Satelit LAPAN ORARI

Di tengah situasi darurat bencana, komunikasi menjadi kunci utama dalam menyelamatkan nyawa, meminimalisir kerusakan, dan mempercepat pemulihan. Berikut ini adalah beberapa poin pentingnya komunikasi saat bencana:

1. Menyampaikan Informasi dan Peringatan Bencana

Komunikasi yang efektif memungkinkan penyebaran informasi dan peringatan dini tentang potensi bencana kepada masyarakat dengan cepat dan akurat. Hal ini membantu mereka untuk bersiap, mencari tempat berlindung, dan mengambil langkah-langkah penyelamatan diri.

2. Koordinasi Upaya Penyelamatan dan Bantuan

Komunikasi yang lancar antara berbagai pihak yang terlibat dalam upaya penyelamatan dan bantuan bencana sangatlah penting. Ini termasuk tim SAR, pemerintah, relawan, dan masyarakat yang terkena dampak. Komunikasi yang baik memungkinkan koordinasi yang efektif dalam mencari dan menyelamatkan korban, mendistribusikan bantuan, dan memulihkan infrastruktur yang rusak.

3. Menenangkan Masyarakat dan Mencegah Kepanikan

Kebencanaan dapat menimbulkan rasa panik dan kebingungan di kalangan masyarakat. Komunikasi yang jelas dan meyakinkan dari pihak yang berwenang dapat membantu menenangkan masyarakat dan mencegah penyebaran informasi yang salah.

Peran Jalur Komunikasi Radio dan Satelit LAPAN ORARI

Dalam situasi di mana infrastruktur komunikasi tradisional seperti telepon dan internet mungkin terputus, radio komunikasi menjadi jalur komunikasi yang vital. Penggunaan repeater radio komunikasi via ground repeater dan repeater radio di satelit LAPAN ORARI menawarkan beberapa keunggulan:

 * Jangkauan luas: Repeater radio dapat memperluas jangkauan komunikasi ke daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh sinyal seluler.

 * Ketahanan: Radio komunikasi lebih tahan terhadap kondisi cuaca ekstrem dan gangguan dibandingkan dengan jaringan seluler.

 * Keterjangkauan: Radio komunikasi relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan perangkat komunikasi satelit lainnya.

Komunikasi yang efektif adalah kunci utama dalam penanggulangan bencana. Penggunaan radio komunikasi via ground repeater dan repeater radio di satelit LAPAN ORARI dapat memainkan peran penting dalam memastikan kelancaran komunikasi selama situasi darurat bencana.

Penting untuk diingat bahwa:

 * Penggunaan radio komunikasi harus dilakukan dengan mengikuti peraturan dan prosedur yang berlaku.

 * Masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan tentang penggunaan radio komunikasi dalam situasi darurat.

 * Perlu dilakukan pengembangan infrastruktur dan pelatihan operator radio komunikasi secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.


 

Minggu, 23 Juni 2024

Apa Penyebab Gempa Swarm di Sekitar Danau Toba dan Samosir??

 


Sebenarnya apa yang menyebabkan gempa - gempa Swarm di Sekitar Danau Toba dan Samosir?
Pertanyaan ini akan coba kami jawab dan kami paparkan.

Danau Toba dikelilingi oleh beberapa patahan/sesar yang merupakan hasil dari aktivitas tektonik di wilayah tersebut. Berikut adalah beberapa patahan/sesar utama yang terdapat di sekitar Danau Toba:

 * Sesar Semangko: Sesar ini merupakan patahan besar yang membentang dari ujung utara hingga selatan Pulau Sumatera. Sesar ini terbentuk sekitar 13 juta tahun lalu dan merupakan salah satu patahan teraktif di Indonesia. Sesar Semangko bertanggung jawab atas beberapa gempa bumi besar yang pernah terjadi di Sumatra Utara, termasuk gempa bumi Toba pada tahun 1980.
   
 * Sesar Toba: Sesar ini terletak di tepi barat Danau Toba dan merupakan salah satu patahan yang bertanggung jawab atas pembentukan kaldera Danau Toba. Sesar Toba terbentuk sekitar 74.000 tahun lalu dan merupakan salah satu patahan terpanjang di Indonesia.
   
 * Sesar Silalahi: Sesar ini terletak di tepi timur Danau Toba dan merupakan salah satu patahan yang bertanggung jawab atas pembentukan kaldera Danau Toba. Sesar Silalahi terbentuk sekitar 74.000 tahun lalu dan merupakan salah satu patahan teraktif di Indonesia.
   
 * Sesar Porsea: Sesar ini terletak di tepi selatan Danau Toba dan merupakan salah satu patahan yang bertanggung jawab atas pembentukan kaldera Danau Toba. Sesar Porsea terbentuk sekitar 74.000 tahun lalu dan merupakan salah satu patahan teraktif di Indonesia.

Aktivitas patahan/sesar di sekitar Danau Toba masih berlangsung hingga saat ini. Hal ini dapat dilihat dari terjadinya gempa bumi dan aktivitas vulkanik di wilayah tersebut. Aktivitas patahan/sesar ini juga memiliki dampak terhadap geomorfologi wilayah Danau Toba, seperti pembentukan lembah, bukit, dan danau.

Pembentukan Danau Toba secara Geologi
Danau Toba terbentuk sekitar 74.000 tahun lalu akibat letusan gunung berapi super yang sangat besar. Letusan ini menghasilkan kaldera yang sangat besar dengan panjang sekitar 100 kilometer dan lebar sekitar 60 kilometer. Kaldera ini kemudian terisi air dan membentuk Danau Toba.

Letusan gunung berapi super yang membentuk Danau Toba merupakan salah satu letusan gunung berapi terbesar yang pernah terjadi di Bumi. Letusan ini memiliki dampak yang sangat besar terhadap iklim global dan menyebabkan periode pendinginan selama beberapa tahun.

Secara geologi, pembentukan Danau Toba merupakan peristiwa yang sangat penting. Peristiwa ini menunjukkan kekuatan alam yang luar biasa dan dapat memberikan pelajaran berharga bagi manusia tentang bahaya gunung berapi.
Kesimpulan
Danau Toba dikelilingi oleh beberapa patahan/sesar yang merupakan hasil dari aktivitas tektonik di wilayah tersebut. Aktivitas patahan/sesar ini masih berlangsung hingga saat ini dan memiliki dampak terhadap geomorfologi wilayah Danau Toba. Pembentukan Danau Toba merupakan peristiwa geologi yang sangat penting dan menunjukkan kekuatan alam yang luar biasa.


Melihat wilayah #Sukolilo Kab. Pati Jawa Tengah dari Aspek Geologi

 


Kali ini kami akan membahas wilayah yang baru - baru saja membuat gempar masyarakat di Indonesia. Kami akan membahas wilayah #Sukolilo di Kab. Pati Jawa Tengah, Namun topik pembahasan kami adalah dari Aspek pembentukan geologi wilayah tersebut.

Berdasarkan data peta geologi, wilayah Sukolilo, Pati, Jawa Tengah tersusun atas beberapa formasi geologi, yaitu:

 * Formasi Randublational: Formasi ini tersusun atas batuan breksi, konglomerat, dan batupasir yang berumur Miosen Atas. Formasi ini terdapat di bagian selatan wilayah Sukolilo dan dicirikan dengan topografinya yang berbukit dengan ketinggian mencapai 100 meter di atas permukaan laut.

 * Formasi Kalibawang: Formasi ini tersusun atas batuan breksi vulkanik, tuf, dan batuan sedimen yang berumur Miosen Bawah. Formasi ini terdapat di bagian tengah wilayah Sukolilo dan dicirikan dengan topografinya yang berbukit-bukit dengan ketinggian mencapai 50 meter di atas permukaan laut.

 * Formasi Juana: Formasi ini tersusun atas batuan batugamping, batu kapur, dan batuan sedimen lainnya yang berumur Oligosen. Formasi ini terdapat di bagian utara wilayah Sukolilo dan dicirikan dengan topografinya yang datar dengan ketinggian mencapai 25 meter di atas permukaan laut.

 * Formasi Rembang: Formasi ini tersusun atas batuan batugamping, batu kapur, dan batuan sedimen lainnya yang berumur Eosen. Formasi ini terdapat di bagian paling utara wilayah Sukolilo dan dicirikan dengan topografinya yang datar dengan ketinggian mencapai 10 meter di atas permukaan laut.

Struktur Geologi

Wilayah Sukolilo memiliki struktur geologi yang cukup kompleks. Hal ini disebabkan oleh aktivitas tektonik yang terjadi di wilayah tersebut. Struktur geologi yang paling menonjol di wilayah Sukolilo adalah Antiklin Sukolilo. Antiklin ini merupakan lipatan antiklin yang memanjang ke arah barat laut-tenggara.

Wilayah Sukolilo memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, terutama bahan galian. Bahan galian yang terdapat di wilayah Sukolilo antara lain batu kapur, batu gamping, dan batuan breksi. Bahan galian ini dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti industri semen, bahan bangunan, dan kerajinan tangan.

Permasalahan Geologi

Wilayah Sukolilo memiliki beberapa permasalahan geologi yang perlu diperhatikan, antara lain:

 * Bencana alam: Wilayah Sukolilo rawan terhadap bencana alam seperti tanah longsor dan banjir. Hal ini disebabkan oleh topografinya yang berbukit-bukit dan curah hujan yang tinggi.

 * Penurunan tanah: Penurunan tanah terjadi di beberapa wilayah Sukolilo akibat eksploitasi air bawah tanah yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur dan bangunan.

 * Pencemaran lingkungan: Pencemaran lingkungan terjadi di beberapa wilayah Sukolilo akibat aktivitas penambangan dan industri. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Wilayah Sukolilo memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, tetapi juga memiliki beberapa permasalahan geologi yang perlu diperhatikan. Penataan ruang yang tepat dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan diperlukan untuk meminimalisir dampak negatif dari permasalahan geologi.


Perubahan Iklim Berdampak Serius Pada Penyebaran Virus H5N1 ( Flu Burung )

 

Perubahan iklim dan penyebaran virus H5N1 merupakan dua isu global yang saling terkait dan patut mendapat perhatian.

Dampak Perubahan Iklim terhadap Penyebaran Virus H5N1

 * Perubahan habitat: Perubahan temperatur dan pola curah hujan akibat perubahan iklim mendorong migrasi dan adaptasi populasi burung liar, yang dapat meningkatkan kontak antara burung yang terinfeksi H5N1 dengan unggas domestik dan manusia.

 * Perubahan pola migrasi: Perubahan pola migrasi burung liar akibat perubahan iklim dapat membawa virus H5N1 ke wilayah baru yang sebelumnya bebas dari virus tersebut.

 * Meningkatnya populasi inang: Perubahan iklim dapat menyebabkan peningkatan populasi inang virus H5N1, seperti nyamuk dan tikus, yang dapat mempermudah penyebaran virus.

 * Kondisi lingkungan yang mendukung: Perubahan iklim dapat menciptakan kondisi lingkungan yang lebih kondusif bagi replikasi dan persistensi virus H5N1.

Bukti Korelasi

 * Penelitian ilmiah: Berbagai penelitian ilmiah telah menunjukkan korelasi antara perubahan iklim dengan peningkatan kasus H5N1 di berbagai wilayah di dunia.

 * Data statistik: Data statistik menunjukkan peningkatan kasus H5N1 di wilayah yang mengalami perubahan iklim yang signifikan.

 * Kasus nyata: Terjadinya wabah H5N1 di beberapa wilayah dikaitkan dengan perubahan iklim, seperti wabah H5N1 di Cina pada tahun 2013 yang dikaitkan dengan musim dingin yang lebih hangat.

Dampak terhadap Kesehatan Manusia

 * Meningkatnya risiko penularan: Perubahan iklim meningkatkan risiko penularan H5N1 dari hewan ke manusia, yang dapat menyebabkan penyakit parah dan kematian.

 * Munculnya varian baru: Perubahan iklim dapat mendorong mutasi virus H5N1, yang dapat berakibat munculnya varian baru yang lebih berbahaya bagi manusia.

 * Beban sistem kesehatan: Peningkatan kasus H5N1 dapat membebani sistem kesehatan, terutama di negara-negara berkembang.

Perubahan iklim dan penyebaran virus H5N1 merupakan ancaman serius bagi kesehatan manusia dan hewan. Upaya untuk mengatasi perubahan iklim dan mencegah penyebaran virus H5N1 perlu dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan.

Langkah-langkah Pencegahan

 * Pengendalian perubahan iklim: Upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi dampak perubahan iklim dapat membantu mengurangi risiko penyebaran virus H5N1.

 * Peningkatan biosekuriti: Penerapan biosekuriti yang ketat di peternakan unggas dapat membantu mencegah penularan virus H5N1 dari hewan ke manusia.

 * Peningkatan kesadaran masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko H5N1 dan cara pencegahannya dapat membantu mengurangi risiko penularan virus.

Pentingnya Kolaborasi Global

Mengatasi perubahan iklim dan penyebaran virus H5N1 membutuhkan kolaborasi global yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi internasional, komunitas ilmiah, dan masyarakat.

Perubahan iklim dan penyebaran virus H5N1 merupakan isu global yang kompleks dan saling terkait. Upaya untuk mengatasi kedua isu ini perlu dilakukan secara komprehensif, berkelanjutan, dan dengan melibatkan berbagai pihak.