Kamis, 01 Agustus 2024

Perpindahan Pusat Kerajaan Mataram Kuno Ditilik Dari Aspek Bencana Alam




Kerajaan Mataram Kuno, juga dikenal sebagai Kerajaan Medang, adalah salah satu kerajaan besar di Nusantara yang berdiri pada abad ke-8 Masehi. Kerajaan ini awalnya berpusat di wilayah Jawa Tengah, tepatnya di Ibhumi Mataram dan sekitarnya. Kerajaan ini diperintah oleh dua dinasti besar, yaitu Dinasti Sanjaya yang bercorak Hindu dan Dinasti Syailendra yang bercorak Buddha.

Pada masa kejayaannya, Kerajaan Mataram Kuno memiliki pusat pemerintahan yang berpindah-pindah di wilayah Jawa Tengah. Awalnya, pusat kerajaan berada di Poh Pitu, kemudian berpindah ke Mamrati, dan akhirnya ke Bhumi Mataram. Pusat pemerintahan yang berpindah-pindah ini menunjukkan dinamika politik dan sosial yang kompleks di kerajaan tersebut.


Salah satu faktor utama yang menyebabkan perpindahan pusat Kerajaan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur adalah bencana alam. Pada sekitar tahun 929 Masehi, terjadi letusan dahsyat Gunung Merapi yang menghancurkan ibu kota kerajaan di Bhumi Mataram. Letusan ini dikenal dengan sebutan Maha Pralaya Mataram atau "bencana di Mataram" yang menyebabkan kehancuran besar-besaran.

Letusan Gunung Merapi tidak hanya menghancurkan ibu kota kerajaan, tetapi juga menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur dan lahan pertanian. Hujan abu vulkanik dan aliran lahar membuat wilayah sekitar tidak layak huni dan mengganggu kehidupan masyarakat. Bencana ini memaksa para pemimpin kerajaan untuk mencari lokasi baru yang lebih aman dan stabil.

Mpu Sindok, yang saat itu memimpin Kerajaan Mataram Kuno, mengambil keputusan penting untuk memindahkan pusat kerajaan ke Jawa Timur. Pada tahun 929 Masehi, Mpu Sindok memindahkan ibu kota kerajaan ke wilayah yang sekarang dikenal sebagai Jombang. Keputusan ini juga menandai dimulainya Dinasti Isyana yang memerintah di Jawa Timur.

Pemilihan Jawa Timur sebagai pusat baru kerajaan didasarkan pada beberapa faktor. Selain lebih aman dari ancaman letusan gunung berapi, wilayah Jawa Timur juga memiliki potensi ekonomi yang besar dengan tanah yang subur dan akses ke jalur perdagangan maritim. Hal ini memungkinkan kerajaan untuk bangkit kembali dan mencapai kejayaan baru di bawah pemerintahan Mpu Sindok.

Perpindahan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur memiliki dampak jangka panjang terhadap sejarah dan budaya Nusantara. Dinasti Isyana yang didirikan oleh Mpu Sindok melanjutkan tradisi dan kebesaran Kerajaan Mataram Kuno, serta meninggalkan warisan budaya yang kaya. Peristiwa ini juga menunjukkan bagaimana bencana alam dapat mempengaruhi dinamika politik dan sosial suatu kerajaan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar