Minggu, 23 Juni 2024
Apa Penyebab Gempa Swarm di Sekitar Danau Toba dan Samosir??
Melihat wilayah #Sukolilo Kab. Pati Jawa Tengah dari Aspek Geologi
Kali ini kami akan membahas wilayah yang baru - baru saja membuat gempar masyarakat di Indonesia. Kami akan membahas wilayah #Sukolilo di Kab. Pati Jawa Tengah, Namun topik pembahasan kami adalah dari Aspek pembentukan geologi wilayah tersebut.
Berdasarkan data peta geologi, wilayah Sukolilo, Pati, Jawa Tengah tersusun atas beberapa formasi geologi, yaitu:
* Formasi Randublational: Formasi ini tersusun atas batuan breksi, konglomerat, dan batupasir yang berumur Miosen Atas. Formasi ini terdapat di bagian selatan wilayah Sukolilo dan dicirikan dengan topografinya yang berbukit dengan ketinggian mencapai 100 meter di atas permukaan laut.
* Formasi Kalibawang: Formasi ini tersusun atas batuan breksi vulkanik, tuf, dan batuan sedimen yang berumur Miosen Bawah. Formasi ini terdapat di bagian tengah wilayah Sukolilo dan dicirikan dengan topografinya yang berbukit-bukit dengan ketinggian mencapai 50 meter di atas permukaan laut.
* Formasi Juana: Formasi ini tersusun atas batuan batugamping, batu kapur, dan batuan sedimen lainnya yang berumur Oligosen. Formasi ini terdapat di bagian utara wilayah Sukolilo dan dicirikan dengan topografinya yang datar dengan ketinggian mencapai 25 meter di atas permukaan laut.
* Formasi Rembang: Formasi ini tersusun atas batuan batugamping, batu kapur, dan batuan sedimen lainnya yang berumur Eosen. Formasi ini terdapat di bagian paling utara wilayah Sukolilo dan dicirikan dengan topografinya yang datar dengan ketinggian mencapai 10 meter di atas permukaan laut.
Struktur Geologi
Wilayah Sukolilo memiliki struktur geologi yang cukup kompleks. Hal ini disebabkan oleh aktivitas tektonik yang terjadi di wilayah tersebut. Struktur geologi yang paling menonjol di wilayah Sukolilo adalah Antiklin Sukolilo. Antiklin ini merupakan lipatan antiklin yang memanjang ke arah barat laut-tenggara.
Wilayah Sukolilo memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, terutama bahan galian. Bahan galian yang terdapat di wilayah Sukolilo antara lain batu kapur, batu gamping, dan batuan breksi. Bahan galian ini dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti industri semen, bahan bangunan, dan kerajinan tangan.
Permasalahan Geologi
Wilayah Sukolilo memiliki beberapa permasalahan geologi yang perlu diperhatikan, antara lain:
* Bencana alam: Wilayah Sukolilo rawan terhadap bencana alam seperti tanah longsor dan banjir. Hal ini disebabkan oleh topografinya yang berbukit-bukit dan curah hujan yang tinggi.
* Penurunan tanah: Penurunan tanah terjadi di beberapa wilayah Sukolilo akibat eksploitasi air bawah tanah yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur dan bangunan.
* Pencemaran lingkungan: Pencemaran lingkungan terjadi di beberapa wilayah Sukolilo akibat aktivitas penambangan dan industri. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Wilayah Sukolilo memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar, tetapi juga memiliki beberapa permasalahan geologi yang perlu diperhatikan. Penataan ruang yang tepat dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan diperlukan untuk meminimalisir dampak negatif dari permasalahan geologi.
Perubahan Iklim Berdampak Serius Pada Penyebaran Virus H5N1 ( Flu Burung )
Perubahan iklim dan penyebaran virus H5N1 merupakan dua isu global yang saling terkait dan patut mendapat perhatian.
Dampak Perubahan Iklim terhadap Penyebaran Virus H5N1
* Perubahan habitat: Perubahan temperatur dan pola curah hujan akibat perubahan iklim mendorong migrasi dan adaptasi populasi burung liar, yang dapat meningkatkan kontak antara burung yang terinfeksi H5N1 dengan unggas domestik dan manusia.
* Perubahan pola migrasi: Perubahan pola migrasi burung liar akibat perubahan iklim dapat membawa virus H5N1 ke wilayah baru yang sebelumnya bebas dari virus tersebut.
* Meningkatnya populasi inang: Perubahan iklim dapat menyebabkan peningkatan populasi inang virus H5N1, seperti nyamuk dan tikus, yang dapat mempermudah penyebaran virus.
* Kondisi lingkungan yang mendukung: Perubahan iklim dapat menciptakan kondisi lingkungan yang lebih kondusif bagi replikasi dan persistensi virus H5N1.
Bukti Korelasi
* Penelitian ilmiah: Berbagai penelitian ilmiah telah menunjukkan korelasi antara perubahan iklim dengan peningkatan kasus H5N1 di berbagai wilayah di dunia.
* Data statistik: Data statistik menunjukkan peningkatan kasus H5N1 di wilayah yang mengalami perubahan iklim yang signifikan.
* Kasus nyata: Terjadinya wabah H5N1 di beberapa wilayah dikaitkan dengan perubahan iklim, seperti wabah H5N1 di Cina pada tahun 2013 yang dikaitkan dengan musim dingin yang lebih hangat.
Dampak terhadap Kesehatan Manusia
* Meningkatnya risiko penularan: Perubahan iklim meningkatkan risiko penularan H5N1 dari hewan ke manusia, yang dapat menyebabkan penyakit parah dan kematian.
* Munculnya varian baru: Perubahan iklim dapat mendorong mutasi virus H5N1, yang dapat berakibat munculnya varian baru yang lebih berbahaya bagi manusia.
* Beban sistem kesehatan: Peningkatan kasus H5N1 dapat membebani sistem kesehatan, terutama di negara-negara berkembang.
Perubahan iklim dan penyebaran virus H5N1 merupakan ancaman serius bagi kesehatan manusia dan hewan. Upaya untuk mengatasi perubahan iklim dan mencegah penyebaran virus H5N1 perlu dilakukan secara komprehensif dan berkelanjutan.
Langkah-langkah Pencegahan
* Pengendalian perubahan iklim: Upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi dampak perubahan iklim dapat membantu mengurangi risiko penyebaran virus H5N1.
* Peningkatan biosekuriti: Penerapan biosekuriti yang ketat di peternakan unggas dapat membantu mencegah penularan virus H5N1 dari hewan ke manusia.
* Peningkatan kesadaran masyarakat: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko H5N1 dan cara pencegahannya dapat membantu mengurangi risiko penularan virus.
Pentingnya Kolaborasi Global
Mengatasi perubahan iklim dan penyebaran virus H5N1 membutuhkan kolaborasi global yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi internasional, komunitas ilmiah, dan masyarakat.
Perubahan iklim dan penyebaran virus H5N1 merupakan isu global yang kompleks dan saling terkait. Upaya untuk mengatasi kedua isu ini perlu dilakukan secara komprehensif, berkelanjutan, dan dengan melibatkan berbagai pihak.
Puluhan Gempa Swarm melanda Danau Toba Dan Samosir Sumatera Utara
Info Gempa Mag:1.9 , 23-Jun-24 00:32:07 WIB, Lok:2.57 LU,98.64 BT (8 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:5 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:1.8, 23-Jun-24 00:17:46 WIB, Lok:0.22 LU,99.93 BT (5 km BaratDaya TALU-PASAMANBARAT-SUMBAR), Kedlmn:17 Km ::BMKG-PGR VI
Info Gempa Mag:1.9 , 23-Jun-24 00:29:02 WIB, Lok:2.59 LU,98.68 BT (4 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:13 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:2.4 , 23-Jun-24 00:24:02 WIB, Lok:2.57 LU,98.65 BT (7 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:4 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:2.7 , 23-Jun-24 00:21:42 WIB, Lok:2.57 LU,98.67 BT (6 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:1 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:1.7 , 23-Jun-24 00:15:19 WIB, Lok:2.59 LU,98.63 BT (8 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:3 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:2.0 , 23-Jun-24 00:12:51 WIB, Lok:2.57 LU,98.65 BT (7 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:3 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:1.9 , 23-Jun-24 00:10:27 WIB, Lok:2.56 LU,98.65 BT (8 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:4 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:2.5 , 23-Jun-24 00:07:16 WIB, Lok:2.54 LU,98.69 BT (8 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:5 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:3.8 , 23-Jun-24 00:03:18 WIB, Lok:2.58 LU,98.66 BT (6 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:1 Km dirasakan di Samosir III MMI ::BMKG
Info Gempa Mag:2.9 , 23-Jun-24 00:05:45 WIB, Lok:0.84 LU,98.44 BT (75 km TimurLaut NIASSELATAN-SUMUT), Kedlmn:32 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:3.8 , 23-Jun-24 00:03:18 WIB, Lok:2.58 LU,98.66 BT (6 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:1 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:1.8 , 22-Jun-24 23:58:39 WIB, Lok:2.57 LU,98.65 BT (7 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:5 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:2.4 , 22-Jun-24 23:57:38 WIB, Lok:2.62 LU,98.66 BT (4 km Barat SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:1 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:2.3 , 22-Jun-24 23:56:12 WIB, Lok:2.57 LU,98.70 BT (5 km Selatan SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:2 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:2.7 , 22-Jun-24 23:52:12 WIB, Lok:2.58 LU,98.67 BT (5 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:1 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:1.8 , 22-Jun-24 23:34:21 WIB, Lok:2.56 LU,98.65 BT (8 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:4 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:2.6 , 23-Jun-24 02:52:59 WIB, Lok:2.57 LU,98.64 BT (8 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:3 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:3.0 , 23-Jun-24 02:55:52 WIB, Lok:2.57 LU,98.67 BT (6 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:1 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:2.3 , 23-Jun-24 02:58:54 WIB, Lok:2.56 LU,98.65 BT (8 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:3 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:1.9 , 23-Jun-24 03:10:53 WIB, Lok:2.56 LU,98.59 BT (13 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:4 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:2.0 , 23-Jun-24 03:18:40 WIB, Lok:2.55 LU,98.66 BT (8 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:5 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:3.3 , 23-Jun-24 05:01:25 WIB, Lok:2.57 LU,98.66 BT (7 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:0 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:2.3 , 23-Jun-24 05:26:04 WIB, Lok:2.56 LU,98.66 BT (8 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:2 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:2.7 , 23-Jun-24 05:48:48 WIB, Lok:2.55 LU,98.66 BT (8 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:2 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:2.1 , 23-Jun-24 05:59:52 WIB, Lok:2.54 LU,98.65 BT (10 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:5 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:2.1 , 23-Jun-24 06:13:20 WIB, Lok:2.57 LU,98.67 BT (6 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:6 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:2.2 , 23-Jun-24 07:11:22 WIB, Lok:2.57 LU,98.64 BT (8 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:3 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:2.0 , 23-Jun-24 07:33:07 WIB, Lok:2.57 LU,98.65 BT (7 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:5 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:1.6 , 23-Jun-24 07:40:27 WIB, Lok:2.55 LU,98.66 BT (8 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:3 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:1.9 , 23-Jun-24 07:56:08 WIB, Lok:2.54 LU,98.66 BT (9 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:4 Km ::BMKG
Info Gempa Mag:2.0 , 23-Jun-24 08:03:26 WIB, Lok:2.56 LU,98.66 BT (8 km BaratDaya SAMOSIR-SUMUT), Kedlmn:5 Km ::BMKG
BMKG Pusat Gempa Regional I
* Sampai pkl 04:00 WIB telah terjadi 47 kali Gempa Susulan, gempa disebabkan oleh aktivitas Sesar Besar Sumatera pada segmen Renun. Masyarakat mohon tetap waspada dan jangan panik.
Kebakaran Hutan di Gunung Bromo masih berlanjut
Kebakaran Hutan di Kawasan Gunung Bromo (18-23 Juni 2024)
Kebakaran hutan di Kawasan Gunung Bromo telah terjadi sejak tanggal 18 Juni 2024 dan masih berlangsung hingga hari ini, 23 Juni 2024. Kebakaran ini telah menyebabkan kerusakan signifikan pada ekosistem dan menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat sekitar. Presentasi ini bertujuan untuk memaparkan secara teknis kronologi kejadian, dampak kebakaran, upaya penanggulangan, dan pencegahan di masa depan.
Kronologi Kejadian:
* 18 Juni 2024: Kebakaran pertama terjadi di Bukit Widodaren, Pasuruan, Jawa Timur. Api berhasil dipadamkan pada tanggal 20 Juni 2024 dengan luas area terbakar mencapai 8 hektar.
* 22 Juni 2024: Kebakaran kedua terjadi di kawasan Gunung Batok, Bromo. Kebakaran ini masih berlangsung hingga hari ini, 23 Juni 2024.
Dampak Kebakaran:
* Kerusakan Ekosistem: Kebakaran hutan telah menyebabkan kerusakan flora dan fauna di kawasan Gunung Bromo. Hal ini berakibat pada terancamnya punahnya flora dan fauna di kawasan tersebut.
* Pencemaran Udara: Asap tebal dari kebakaran telah mencemari udara di sekitar Gunung Bromo. Hal ini berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat dan dapat menyebabkan berbagai masalah pernapasan.
* Kerugian Ekonomi: Kebakaran hutan juga telah menyebabkan kerugian ekonomi bagi masyarakat sekitar, terutama bagi mereka yang mengandalkan sektor pariwisata. Penurunan jumlah wisatawan akibat asap tebal dan penutupan kawasan wisata Bromo telah berdampak signifikan terhadap pendapatan masyarakat.
Upaya Penanggulangan:
* Pemadaman Api: Tim gabungan dari Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), BPBD Kabupaten Pasuruan dan Probolinggo, serta masyarakat setempat terus berupaya memadamkan api. Upaya pemadaman dilakukan dengan berbagai cara, termasuk dengan menggunakan water bombing, pemadaman darat, dan pembuatan sekat bakar.
* Pencegahan Perluasan Api: Dibuat sekat bakar di sekitar area kebakaran untuk mencegah perluasan api ke wilayah lain.
* Patroli Kawasan Hutan: Dilakukan patroli rutin di kawasan hutan untuk mencegah terjadinya kebakaran kembali.
Upaya Pencegahan:
* Sosialisasi dan Edukasi: Melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan lahan. Hal ini penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong mereka untuk tidak melakukan tindakan yang dapat memicu kebakaran hutan.
* Patroli Rutin: Meningkatkan frekuensi patroli di kawasan hutan untuk mendeteksi potensi kebakaran dini.
* Peningkatan Kesiapsiagaan: Meningkatkan kesiapsiagaan dengan menyediakan sarana dan prasarana pemadaman kebakaran yang memadai, serta pelatihan personel untuk menangani kebakaran hutan.
Kebakaran hutan di Gunung Bromo merupakan peristiwa yang memprihatinkan dan perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak. Upaya penanggulangan dan pencegahan kebakaran hutan harus dilakukan secara berkelanjutan dan terintegrasi dengan melibatkan berbagai pihak terkait. Diperlukan komitmen dan kerjasama yang kuat dari pemerintah, masyarakat, dan organisasi terkait untuk menjaga kelestarian alam dan kesehatan masyarakat di sekitar Gunung Bromo.
Pentingnya Pemerataan Mitigasi Bencana bagi Pulau - Pulau Kecil dan Wilayah 3T
![]() |
Perlunya pemerataan mitigasi bencana untuk pulau-pulau kecil sangatlah penting mengingat risiko bencana alam yang sering mengancam. Studi kasus gempa di Pulau Bawean & erupsi gunung di Pulau Ruang menjadi contoh nyata betapa perlunya upaya mitigasi yang merata di seluruh pulau kecil di Indonesia.Gempa yang terjadi di Pulau Bawean beberapa waktu lalu menyebabkan kerusakan yang cukup parah, terutama di pemukiman penduduk. Kondisi geografis pulau yang terisolasi membuat akses evakuasi dan bantuan menjadi terbatas, sehingga ketersediaan infrastruktur mitigasi menjadi kunci utama dalam mengurangi risiko bencana tersebut.
Begitu pula dengan erupsi gunung di Pulau Ruang yang secara tiba-tiba mengancam keselamatan penduduk sekitar. Perlu adanya sistem peringatan dini yang efektif serta jalur evakuasi yang jelas dan terhubung dengan baik untuk meminimalkan korban jiwa dan kerugian materiil akibat bencana tersebut.
Pemerataan mitigasi bencana di pulau-pulau kecil juga perlu memperhatikan kapasitas dan ketersediaan sumber daya manusia yang terlatih dalam penanggulangan bencana. Pelatihan dan pembinaan terhadap masyarakat lokal sangatlah penting dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan respons terhadap bencana alam.
https://bsky.app/profile/infomitigasi.
Penampakan Citra Satelit Gunung Ibu Indonesia. (18/06)
SESAR LEMBANG, SANG ULAR PANJANG DI PULAU JAWA
Sesar lembang merupakan salah satu jenis sesar yang dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan bumi. Potensi kerusakan yang dihasilkan oleh sesar lembang dapat diprediksi dengan menggunakan berbagai metode analisis dan pemodelan.Salah satu cara untuk memprediksi potensi kerusakan adalah dengan melakukan pemetaan daerah yang rentan terhadap gempa bumi dan sesar lembang.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas sesar lembang dengan gempa bumi yang terjadi di wilayah tersebut. Dengan demikian, dengan memahami aktivitas sesar lembang, kita dapat memprediksi potensi kerusakan yang mungkin terjadi akibat gempa bumi yang dipicu oleh sesar lembang.
Selain itu, pemodelan numerik juga dapat digunakan untuk memprediksi potensi kerusakan yang dihasilkan oleh sesar lembang. Dengan menggunakan data geologis dan geofisika yang akurat, kita dapat menghasilkan model matematika yang memperkirakan kekuatan dan intensitas guncangan yang mungkin terjadi akibat pergerakan sesar lembang. Metode pemodelan numerik ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi infrastruktur dan bangunan yang dapat rentan terhadap kerusakan akibat gempa bumi yang disebabkan oleh sesar lembang. Dengan demikian, kita dapat mengidentifikasi area yang perlu mendapat perhatian khusus dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana gempa bumi.
Melalui pemetaan daerah rentan terhadap kerusakan akibat sesar lembang dan pemodelan numerik yang akurat, maka kita dapat memprediksi potensi kerusakan yang dapat dihasilkan oleh sesar lembang. Langkah-langkah ini penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas sesar lembang.
https://bsky.app/profile/infomitigasi.com/post/3kvebcr5kcy2z
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN KEMBALI TERJADI DI SAVANA WIDODAREN AREAL GUNUNNG BROMO JAWA TIMUR