Minggu, 30 Juni 2024

Edisi Geologi: Lava Bantal di Desa Jarum Bayat Klaten

 


Lava bantal di Jarum Bayat, Klaten merupakan batuan vulkanik yang terbentuk dari lava panas yang mengalir ke laut dalam. Lava yang panas ini mendingin dengan cepat saat bersentuhan dengan air laut, sehingga membentuk struktur seperti bantal. Lava bantal di Jarum Bayat berusia sekitar 35 juta tahun dan merupakan salah satu contoh terbaik lava bantal di Indonesia.

Ciri-ciri lava bantal:

 * Berbentuk seperti bantal, dengan diameter berkisar antara beberapa sentimeter hingga beberapa meter.

 * Memiliki permukaan yang halus dan bergelombang.

 * Terbentuk dari batuan andesit atau basal.

 * Seringkali ditemukan bersama dengan batuan sedimen laut lainnya.

Proses pembentukan lava bantal:

 * Lava panas mengalir dari gunung berapi ke laut dalam.

 * Lava panas mendingin dengan cepat saat bersentuhan dengan air laut.

 * Kulit luar lava mendingin lebih cepat daripada bagian dalamnya, sehingga membentuk cangkang yang keras.

 * Tekanan dari lava di dalam cangkang menyebabkan cangkang pecah dan lava mengalir keluar, membentuk bantal baru.

 * Proses ini berulang-ulang, sehingga terbentuk kumpulan lava bantal.

Nilai ilmiah lava bantal:

Lava bantal memiliki nilai ilmiah yang tinggi karena dapat memberikan informasi tentang kondisi lingkungan laut pada saat lava bantal terbentuk. Lava bantal juga dapat digunakan untuk mempelajari sejarah geologi suatu daerah.

Apa Sih Nummulites di Watu Prau Bayat itu?? 🤔


Nummulites di Watu Prau Bayat Klaten

Nummulites adalah jenis fosil foraminifera raksasa yang hidup di laut dangkal selama periode Eosen (sekitar 56-33 juta tahun yang lalu). Fosil nummulites banyak ditemukan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu lokasi yang terkenal dengan keberadaan fosil nummulites adalah di Watu Prau, Bayat, Klaten, Jawa Tengah.


Nummulites memiliki cangkang yang keras dan tebal, berbentuk cakram atau lensa, dengan diameter yang berkisar antara 2 hingga 10 cm. Cangkang nummulites tersusun atas banyak ruang kecil yang disebut kamar. Kamar-kamar ini tersusun melingkar dan terhubung satu sama lain dengan lubang-lubang kecil.

Fosil nummulites di Watu Prau ditemukan di batuan kapur yang terbentuk dari sedimen laut dangkal. Batuan kapur ini berusia sekitar 40 juta tahun, yang berarti bahwa nummulites yang ditemukan di Watu Prau hidup pada periode Eosen. Fosil nummulites di Watu Prau dapat ditemukan dengan mudah di permukaan tanah, bahkan di beberapa tempat, fosil nummulites dapat dilihat menempel pada dinding batu.

Keberadaan fosil nummulites di Watu Prau memiliki makna penting bagi ilmu geologi dan paleontologi. Fosil nummulites dapat digunakan untuk mempelajari lingkungan laut purba di wilayah Bayat pada periode Eosen. Selain itu, fosil nummulites juga dapat digunakan untuk menentukan usia batuan kapur di Watu Prau.

Nummulites di Watu Prau Bayat Klaten merupakan bukti penting dari sejarah geologi wilayah tersebut. Fosil nummulites dapat memberikan informasi tentang lingkungan laut purba di Bayat pada periode Eosen dan usia batuan kapur di Watu Prau.

 * Watu Prau merupakan geosite yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia.

 * Penelitian lebih lanjut tentang fosil nummulites di Watu Prau dapat membantu para ilmuwan untuk lebih memahami sejarah geologi wilayah Bayat dan Indonesia secara keseluruhan.





Sekilas Tentang Stasiun Lapangan Geologi Bayat Klaten


Stasiun Lapangan Geologi Bayat: Pusat Penelitian dan Edukasi Geologi di Klaten

Stasiun Lapangan Geologi Bayat, yang juga dikenal sebagai Stasiun Lapangan Geologi Prof. R. Soeroso Notohadiprawiro, adalah sebuah fasilitas pendidikan dan penelitian geologi yang terletak di Desa Beluk, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Dibangun dengan dana Rp13,8 miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), stasiun ini diresmikan pada tanggal 11 Mei 2024 oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Stasiun Lapangan Geologi Bayat memiliki beberapa fungsi utama, yaitu:

 * Sebagai tempat penelitian geologi. Stasiun ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas penelitian modern, seperti laboratorium geologi, ruang kelas, perpustakaan, dan asrama mahasiswa.

 * Sebagai tempat edukasi geologi. Stasiun ini dapat digunakan untuk berbagai kegiatan edukasi geologi, seperti pelatihan, seminar, dan workshop.

 * Sebagai tempat wisata edukasi. Stasiun ini memiliki berbagai koleksi batuan dan fosil yang menarik untuk dipelajari oleh masyarakat umum.

Stasiun Lapangan Geologi Bayat diharapkan dapat menjadi pusat penelitian dan edukasi geologi terkemuka di Indonesia. Stasiun ini juga diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap ilmu geologi dan mendorong pengembangan geopark di Bayat.

Berikut adalah beberapa manfaat Stasiun Lapangan Geologi Bayat:

 * Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang geologi.

 * Mendorong penelitian geologi di Indonesia.

 * Membantu pengembangan geopark di Bayat.

 * Meningkatkan potensi wisata edukasi di Klaten.

Stasiun Lapangan Geologi Bayat adalah aset penting bagi Kabupaten Klaten dan Indonesia. Stasiun ini memiliki potensi untuk memberikan banyak manfaat bagi masyarakat dan bangsa.


 

infografis aktivitas Gunung Merapi periode 29 Juni 2024 pukul 00.00 - 24.00 WIB



Halo Warga Merapi! Berikut disampaikan laporan infografis aktivitas Gunung Merapi periode 29 Juni 2024 pukul 00.00 - 24.00 WIB. Tingkat aktivitas Gunung Merapi SIAGA (Level 3), tetap patuhi rekomendasi. Terimakasih.
https://bit.ly/bpptkgchannel
 #AktivitasMerapi #SiagaMerapi