Senin, 01 Juli 2024

Cara Mengirimkan Gambar Dengan Radio Komunikasi HT

Kali ini akan kami paparkan cara mengirimkan gambar / foto tanpa menggunakan ponsel yang berjaringan internet. Melainkan melalui Radio HT. Cara ini bisa diaplikasikan dikala terjadi bencana dan jaringan komunikasi internet terputus.

Nah apa saja yang dibutuhkan?
  • 2 buah Radio Komunikasi HT.
  • Ponsel Android (hanya dibutuhkan untuk menjalankan program encode dan decode tanpa akses jaringan internet.
dan siapkan aplikasi untuk memgubah gambar menjadi beacon suara radio dan bagi si penerima tentunya juga harus mempunyai aplikasi untuk mengubah beacon suara radio untuk kemudian diubah menjadi gambar kembali.

Aplikasi untuk encode gambar ke beacon suara namanya "SSTV ENCODER" 

Untuk aplikasi decode dari beacon suara sinyal ke gambar namanya "ROBOT36"

Nah sekarang cara menggunakannya bagi pengirim pesan gambar / foto:
*Buka aplikasi SSTV Encode, pilih gambar yang akan dikirim.
*setelah gambar siap, siapkan radio HT dan tekan tombol kirim, dekatkan ponsel ke HT dan klik tombol Play pada aplikasi, maka aplikasi akan mengubah gambar menjadi suara dan dikirim via radio HT. Tetap tekan tombol PTT di Radio HT sampai Proses Encode gambar selesai. 

Kemudian untuk penerima pesan:
*Siapkan Aplikasi Robot36 di ponsel.
*dekatkan ponsel dengan radio HT ketika menerima transmisi sinyal suara beacon.
*suara yang diterima di Radio HT akan langsung di Decode di Ponsel dari sinyal beacon suara menjadi gambar/foto.

Nah demikian sedikit tips mengirim data gambar/foto ketika kebencanaan dan tidak terdapat sambungan internet, Selamat mencoba ya🤗







Adakah Cara Mendapatkan Citra Satelit Cuaca Tanpa Sambungan Internet??

Pertanyaan tersebut pernah dilontarkan kepada saya ketika kami akan memberangkatkan tim menuju ke Palu pasca terjadi gempa dan liquifaksi. 
Saya jelaskan ada cara sebenarnya yang bisa dilakukan untuk mendapatkan data citra cuaca tanpa sambungan Internet. Yakni dengan memanfaatkan perangkat komunikasi Radio HT untuk menangkap sinyal yang ditransmisikan oleh beberapa satelit cuaca, yakni NOAA-15 (US), NOAA-18 (US), NOAA-19 dan Meteor N2-4 (RUSIA). 
Keempat satelit yang kami sebutkan tadi memancarkan sinyal radio di Frekuensi yang dapat diterima oleh sebuah Radio Komunikasi HT, adapaun frekuensinya di 137.620Mhz, 137.9125Mhz dan 137.100Mhz.

Masing-masing satelit tersebut melintas di atas sebuah tempat dalam sehari sebanyak dua kali. Dan satelit-satelit tersebut memancarkan sinyal APT satelit (Automatic Picture Transmission)

Nah caranya ketika jadwal satelit yang melintas telah kita dapatkan maka siapkan sebuah Radio HT dan Antena untuk menangkap sinyal satelit. Beacon dipancarkan oleh satelit berupa bunyi denting, dari bunyi tersebut yang ditangkap oleh Radio HT kita rekam dengan ponsel. Bunyi denting tersebut kemudian kita olah dengan Software Decoder menjadi sebuah gambar citra satelit.


(Citra Satelit yang di decode oleh YD9CKH)

Nah sekarang kalian faham kan salah satu cara mendapatkan citra satelit bila tidak terdapat sambungan internet, kadang di lokasi bencana jaringan komunikasi maupun internet terganggu, namun tim lapangan masih bisa mendapatkan citra satelit untuk dukungan operasi di lapangan.

Bisakah Banjir dan Longsor diprediksi Sendiri Dengan Alat Sederhana?? 🤔



Bisakah Banjir dan Longsor Kita Prediksi Dengan Alat Sederhana?
Dengan alat sederhana kita bisa memitigasi resiko banjir dan longsor, anda bisa membeli pencacah hujan (Pluviometer) ataupun membuat sendiri alat pencacah hujan dari botol bekas, tentunya nanti dibutuhkan hitungan konversi agar nilai takaran yang dihasilkan benar-benar standar hitung alat pencacah curah hujan.

Oke akan kami bahas dulu beberapa tipe alat pencacah hujan.
Berikut ini adalah beberapa jenis alat pencacah hujan:

Mitigasi Banjir dan Longsor dengan Alat Sederhana Pengukur Curah Hujan
Alat sederhana untuk mengukur curah hujan di suatu wilayah dapat membantu memitigasi risiko banjir dan longsor. Berikut beberapa contohnya:

1. Penakar Hujan Manual (Ombrometer) / Pluviometer
 * Cara kerja: Air hujan yang terkumpul di corong dialirkan ke tabung penampung. Ketinggian air dalam tabung diukur dengan gelas ukur dan dikonversi menjadi curah hujan.
 * Keuntungan: Mudah dibuat dan digunakan, murah.
 * Kekurangan: Membutuhkan pengamatan manual secara berkala, tidak dapat mencatat data secara otomatis.

2. Alat Ukur Curah Hujan Tipping Bucket
 * Cara kerja: Air hujan yang terkumpul di corong dijatuhkan ke wadah kecil yang berputar. Setiap putaran wadah menandakan 0,1 mm curah hujan. Data dicatat secara otomatis oleh alat pencatat.
 * Keuntungan: Mencatat data secara otomatis, lebih akurat daripada penakar hujan manual.
 * Kekurangan: Lebih rumit dan mahal daripada penakar hujan manual.

3. Sensor Curah Hujan
 * Cara kerja: Sensor mendeteksi tetesan air hujan dan mengonversinya menjadi data curah hujan. Data dicatat secara otomatis oleh alat pencatat.
 * Keuntungan: Sangat akurat, dapat mencatat data secara real-time, dapat dihubungkan dengan sistem peringatan dini.
 * Kekurangan: Paling mahal dan rumit untuk dipasang dan dirawat.
Manfaat pengukuran curah hujan:

Memantau intensitas hujan: Mengetahui intensitas hujan di suatu wilayah membantu memprediksi potensi terjadinya banjir dan longsor. Dan jangan lupa hasil pengukurannya dicatat, rerata bila curah hujan terkumpul lebih dari 40mm/jam adalah warning bagi wilayah yang sering dilanda banjir maupun wilayah yang mempunyai kemiringan lebih dari 30 derajat mempunyai potensi longsor, namun dalam memprediksi longsor masih ada faktor lain yang perlu diperhatikan, yakni keraparan vegetasi maupun tipe tanahnya.

 * Menetapkan sistem peringatan dini: Data curah hujan dapat digunakan untuk memicu sistem peringatan dini banjir dan longsor, sehingga masyarakat dapat dievakuasi sebelum bencana terjadi.

 * Meningkatkan kesiapsiagaan: Informasi curah hujan membantu masyarakat dan pemerintah untuk bersiap menghadapi potensi bencana banjir dan longsor.

nah untuk membuat sendiri Penakar hujan dari botol bekas anda bisa lihat tutorialnya di youtube dan cara mengkonversi menjadi nilai ukuran standarnya... silahkan mencoba ya guys...🤗😊

LAPORAN AKTIVITAS GUNUNGAPI PERIODE PENGAMATAN 30-06-2024 18:00-24:00 WIB


*::::         MAGMA-VAR         ::::*
*:: Volcanic Activity Report ::*

*LAPORAN AKTIVITAS GUNUNGAPI*

*PERIODE PENGAMATAN*
30-06-2024 18:00-24:00 WIB

*GUNUNGAPI*
Merapi (2968 mdpl),
Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten,
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah

*METEOROLOGI*
Cuaca cerah, berawan, dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah timur. Suhu udara 18.5-22 °C, kelembaban udara 71-98 %, dan tekanan udara 873.9-961.8 mmHg. 

*VISUAL*
● Gunung jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah tidak teramati. 

*KEGEMPAAN*
■ *Guguran*
(Jumlah : 12, Amplitudo : 3-47 mm, Durasi : 34.7-168.3 detik)
■ *Hybrid/Fase Banyak*
(Jumlah : 17, Amplitudo : 3-17 mm, S-P : 0.5-0.7 detik, Durasi : 6-9.2 detik)
■ *Vulkanik Dangkal*
(Jumlah : 11, Amplitudo : 22-80 mm, Durasi : 6.8-15.7 detik)
■ *Tektonik Jauh*
(Jumlah : 1, Amplitudo : 10 mm, S-P : 31.8 detik, Durasi : 181.4 detik)

*KETERANGAN LAIN*
Teramati 9 kali guguran lava ke arah barat daya (Kali Bebeng ) dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter .

*TINGKAT AKTIVITAS*
G. Merapi Level III (Siaga)

*REKOMENDASI*
1. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
2. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya.
3. Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
4. Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
5. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
6. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.

*PENYUSUN LAPORAN*
Ahmad Sopari
Suraji

*SUMBER DATA*
KESDM, Badan Geologi, PVMBG
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG)
https://magma.esdm.go.id/v1/gunung-api/laporan

*Media Sosial PVMBG*
https://linktr.ee/PVMBG

Gempa Mag:5.1 30-Jun-24 23:06:25 WIB

Info Gempa Mag:5.1, 30-Jun-24 23:06:25 WIB, Lok:9.68 LS, 107.41 BT (250 km BaratDaya KAB-PANGANDARAN-JABAR), Kedlmn:10 Km ::BMKG https://inatews.bmkg.go.id/