Minggu, 14 Juli 2024

FAUNA PALING TERANCAM PUNAH DI INDONESIA


© Stephen ​Belcher Fotografi / WWF

BADAK JAWA

Badak Jawa yang pernah ditemukan di seluruh Asia Tenggara, kini mengalami penurunan jumlah yang drastis akibat perburuan dan hilangnya habitat. Populasi badak jawa di alam liar ini merupakan salah satu spesies badak paling langka—sekitar 75 individu—yang hanya dapat ditemukan di pulau Jawa, Indonesia. 

Taman Nasional Ujung Kulon, sebuah Situs Warisan Dunia, adalah tempat perlindungan terakhir badak jawa. Namun wilayah tersebut juga terkena dampak serangan pohon palem Arenga, sehingga badak hanya mempunyai sedikit makanan dan habitat untuk berkeliaran. Selain itu, populasi kecil badak jawa juga sangat rentan terhadap kepunahan akibat bencana alam, penyakit, perburuan liar, dan potensi perkawinan sedarah.


© naturepl.com / Lynn M. Stone / WWF

HARIMAU PULAU SUNDA

Harimau Pulau Sunda atau Harimau Sumatera merupakan subspesies harimau terkecil di dunia dengan berat mencapai 140kg. Sebagai referensi, harimau yang hidup di kawasan Amur merupakan yang terbesar dari semua kucing besar dimana jantannya bisa memiliki berat hingga dua kali lipat dari harimau Pulau Sunda. Mereka juga sangat langka - diperkirakan ada sekitar 600 ekor di alam liar, dan hanya ditemukan di pulau Sumatra, Indonesia. 

Sejak tahun 1980-an, populasi manusia di Asia Tenggara meningkat hampir dua kali lipat dari 357 juta menjadi sekitar 668 juta pada tahun 2020. Hal ini berdampak pada jumlah harimau yang semakin menyusut seiring dengan habitatnya.

Seiring dengan semakin meluasnya pemukiman manusia di wilayah tersebut, semakin besar kemungkinan harimau Pulau Sunda bertemu dengan manusia, sehingga dapat menyebabkan peningkatan konflik manusia-harimau. Perburuan harimau dan perdagangan ilegal bagian tubuh dan produk harimau juga menimbulkan kekhawatiran serius terhadap kelangsungan hidup mereka.

© Maxime Aliaga / WWF

ORANGUTAN TAPANULI

Orangutan Tapanuli adalah spesies orangutan yang baru dideskripsikan dan terdaftar sebagai spesies berbeda pada tahun 2017. Hanya ada satu populasi orangutan Tapanuli yang terisolasi di alam liar, dan hanya terdapat di hutan tropis ekosistem Batang Toru di pulau Sumatra. , Indonesia. 

Saat ini, primata penghuni pohon ini berada dalam status kritis dengan jumlah kurang dari 800 individu di alam liar, menjadikan mereka spesies kera besar yang paling terancam punah di dunia. Hilangnya habitat merupakan salah satu ancaman utama terhadap kelangsungan hidup mereka karena hutan tropis digantikan oleh pertanian, pertambangan, serta pembangunan pembangkit listrik tenaga air dan panas bumi. Antara tahun 1985 dan 2007, lebih dari 40% hutan di provinsi Sumatera Utara, tempat ditemukannya orangutan Tapanali, telah hilang.


© Anup Shah /naturalpl.com

ORANGUTAN SUMATERA

Orangutan sumatera hanya ditemukan di pulau sumatera, Indonesia. Saat ini mereka terdaftar sebagai hewan yang sangat terancam punah oleh IUCN, dengan kurang dari 14.000 individu di alam liar.

Orangutan Sumatera menghadapi ancaman serupa  dengan orangutan Kalimantan dan Tapanuli. Mulai dari penebangan kayu, perkebunan pertanian, dan perluasan pembangunan infrastruktur hingga perdagangan hewan peliharaan ilegal.

Orangutan membutuhkan hutan penghubung yang luas untuk hidup, namun antara tahun 1985 dan 2007 kera besar ini kehilangan 60% habitat hutannya. Saat ini sebagian besar orangutan ditemukan di ujung paling utara Pulau Sumatera di Ekosistem Leuser, sebuah lanskap yang mencakup hutan hujan tropis dataran rendah dan rawa lahan gambut beruap.

© Martin Harvey / WWF

PENYU SISIK

Penyu sisik adalah salah satu dari tujuh spesies penyu laut dan ditemukan di perairan tropis dan subtropis dekat pantai Atlantik, Hindia, dan Samudra Pasifik. Jumlah mereka diyakini antara 20.000 dan 23.000 penyu yang bersarang, meskipun sulit untuk memperkirakan jumlah populasi sebenarnya karena penyu adalah pengembara laut yang sebenarnya. 

Dalam 30 tahun terakhir, populasi penyu sisik di seluruh dunia telah berkurang setidaknya 80% sebagai akibat dari penangkapan ikan yang tidak disengaja, degradasi habitat persarangan, kerusakan terumbu karang, dan perdagangan ilegal cangkang dan produk penyu sisik.

Ancaman lain yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti polusi plastik, perubahan iklim, dan kenaikan permukaan air laut dapat berkontribusi lebih lanjut terhadap penurunan spesies ini di masa depan. Saat ini, penyu sisik masuk dalam daftar hewan yang terancam punah.

Sumber Artikel:

Infomitigasi Tidak Mempunyai Akun di TikTok


Beberapa waktu yang lalu sempat ada follower yang menanyakan kepada kami apakah @Infomitigasi juga hadir di TikTok??

Pada kesempatan kali ini kami ingin mengklarifikasi bahwa 

"INFOMITIGASI Tidak Memiliki Akun Di Tiktok"

Berkaitan dengan hal tersebut bilamana ada pihak-pihak yang menggunakan nama Infomitigasi di tiktok maka dipastikan itu bukan konten yang kami buat. Akun Infomitigasi selalu menggunakan Logo yang sama seperti di bawah ini:






Bagaimana Cara Membaca Citra Satelit Cuaca? 🤔


Citra ini dibuat oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggunakan satelit Himawari-9

Legenda Citra
 * Warna: Warna pada citra menunjukkan suhu puncak awan. Semakin dingin suhu puncak awan, semakin gelap warnanya.
 * Angka: Angka pada citra menunjukkan suhu puncak awan dalam derajat Celcius.
 
Untuk membaca citra satelit ini, ikuti langkah-langkah berikut:

 * Perhatikan warna pada citra. Warna yang lebih gelap menunjukkan suhu puncak awan yang lebih dingin. Awan yang lebih dingin umumnya lebih tinggi dan mengandung lebih sedikit uap air.
 * Perhatikan angka pada citra. Angka menunjukkan suhu puncak awan dalam derajat Celcius. Semakin tinggi angka, semakin dingin suhu puncak awan.
 
Contoh Interpretasi Citra
Berdasarkan gambat citra satelit diatas yakni:

 * Wilayah Indonesia bagian barat umumnya cerah. Hal ini ditunjukkan oleh warna yang lebih terang pada citra.
 * Wilayah Indonesia bagian timur umumnya berawan. Hal ini ditunjukkan oleh warna yang lebih gelap pada citra.
 * Suhu puncak awan di wilayah Indonesia bagian timur umumnya lebih dingin daripada di wilayah Indonesia bagian barat. Hal ini ditunjukkan oleh angka yang lebih rendah pada citra.

Citra satelit ini dapat digunakan untuk memantau kondisi cuaca di wilayah Indonesia. Informasi dari citra ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti:
 * Meramalkan cuaca.
 * Menganalisis potensi terjadinya bencana alam.
 * Membuat perencanaan penerbangan.
 * Membuat perencanaan pertanian.

Semoga penjelasan kami ini dapat bermanfaat🙏🙏

Citra satelit semacam ini dapat diakses di situs web BMKG: 

Untuk tautan link 
citra satelit cuaca ada di halaman website ini di sisi kiri bawah pada Menu Usefull Link

VRP Salah Satu Perimeter Pengamatan Aktivitas Gunung Berapi


Volcanic Radiative Power (VRP) adalah salah satu parameter penting dalam pengamatan gunung berapi. Parameter ini mengukur jumlah radiasi termal yang dipancarkan oleh gunung berapi, yang dapat memberikan informasi berharga tentang aktivitas vulkanik di bawah permukaan.

VRP diukur menggunakan berbagai metode, seperti sensor inframerah dan satelit. Data VRP kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi pola dan tren, yang dapat membantu para ilmuwan untuk:
 * Memprediksi letusan gunung berapi: Peningkatan VRP sering kali merupakan tanda aktivitas vulkanik yang meningkat dan dapat menjadi indikator potensi letusan.
 * Memantau aktivitas kaldera: VRP dapat digunakan untuk memantau aktivitas kaldera, yang merupakan mangkuk besar yang terbentuk setelah runtuhnya gunung berapi. Kaldera dapat menjadi sumber aktivitas vulkanik yang signifikan, dan VRP dapat membantu para ilmuwan untuk melacak perubahan di dalamnya.
 * Memahami proses vulkanik: VRP dapat digunakan untuk mempelajari proses vulkanik, seperti pergerakan magma dan transfer panas.

VRP adalah alat penting untuk mempelajari dan memahami gunung berapi. Dengan memantau VRP, para ilmuwan dapat lebih baik memprediksi letusan gunung berapi dan mengurangi risikonya bagi masyarakat di sekitarnya.

beberapa contoh aplikasi VRP dalam pengamatan gunung berapi:

 * Gunung Kilauea: VRP digunakan untuk memantau aktivitas Gunung Kilauea di Hawaii, yang telah mengalami letusan terus menerus selama beberapa dekade. Data VRP membantu para ilmuwan untuk memahami pola letusan gunung berapi dan memprediksi potensi bahaya bagi penduduk setempat.
 * Gunung Etna: VRP digunakan untuk memantau aktivitas Gunung Etna di Italia, yang merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Eropa. 

Data VRP membantu para ilmuwan untuk melacak perubahan di dalam gunung berapi dan memprediksi potensi letusan.
VRP adalah alat yang ampuh untuk mempelajari dan memahami gunung berapi. Dengan terus mengembangkan teknologi pengukuran dan analisis VRP, para ilmuwan dapat lebih baik melindungi masyarakat dari bahaya gunung berapi.

Pantai Sadeng: Muara Bengawan Solo Purba di Masa Lalu

 


Menelusuri Jejak Bengawan Solo Purba dan Kehidupan Manusia Purba
Terbentang di sepanjang selatan Jawa Tengah, Bengawan Solo Purba menghadirkan kisah geologi dan budaya yang memukau. Aliran sungai purba ini, yang kini telah mengering, meninggalkan jejak sepanjang 20 kilometer, membentang dari Gunung Sewu di Wonogiri hingga Pantai Sadeng di Gunungkidul.
Sungai purba ini diperkirakan mengalir sekitar 4 juta tahun yang lalu, dan menjadi saksi bisu kehidupan manusia purba di Jawa. Bukti-bukti arkeologi, seperti artefak batu dan fosil, ditemukan di sepanjang bekas aliran sungai, memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan mereka.
Manusia purba yang hidup di sepanjang Bengawan Solo Purba diperkirakan adalah Homo erectus dan Homo sapiens. Mereka memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di sekitar sungai, seperti air, ikan, dan hewan liar, untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Jejak kehidupan mereka dapat dilihat dari peninggalan yang ditemukan, seperti alat-alat batu yang digunakan untuk berburu dan mengumpulkan makanan, serta perhiasan dan ukiran yang menunjukkan perkembangan budaya mereka.
Bengawan Solo Purba tidak hanya menjadi sumber kehidupan bagi manusia purba, tetapi juga menjadi jalur migrasi mereka. Diperkirakan, manusia purba yang hidup di Jawa Tengah dan Jawa Timur menggunakan sungai ini untuk berpindah tempat dan mencari wilayah baru.
Kini, Bengawan Solo Purba menjadi situs penelitian yang penting bagi para arkeolog dan sejarawan. Penggalian dan penelitian terus dilakukan untuk mengungkap lebih banyak tentang kehidupan manusia purba di Jawa dan sejarah geologi wilayah tersebut.
Keberadaan Bengawan Solo Purba menjadi pengingat akan kekayaan sejarah dan budaya Indonesia. Melestarikan situs ini dan mempelajari masa lalunya menjadi tanggung jawab kita bersama, untuk mewariskan pengetahuan dan warisan budaya kepada generasi mendatang.

Berikut beberapa paragraf tambahan:
 * Keunikan Bengawan Solo Purba: Aliran sungai purba ini mengalir ke selatan, berlawanan dengan arah Bengawan Solo saat ini yang mengalir ke utara. Hal ini disebabkan oleh pergeseran lempeng tektonik yang mengubah arah aliran sungai.
 * Peninggalan Arkeologi: Selain alat-alat batu dan perhiasan, peninggalan arkeologi lain yang ditemukan di Bengawan Solo Purba antara lain lukisan gua dan fosil hewan purba.
 * Potensi Wisata: Situs Bengawan Solo Purba memiliki potensi wisata yang besar. Di sini, pengunjung dapat belajar tentang sejarah dan budaya manusia purba, serta menikmati pemandangan alam yang indah.
 * Upaya Pelestarian: Berbagai upaya dilakukan untuk melestarikan situs Bengawan Solo Purba, seperti pembangunan museum, edukasi masyarakat, dan penelitian arkeologi.

Bengawan Solo Purba merupakan situs yang penting bagi pemahaman sejarah dan budaya Indonesia. Melestarikan situs ini dan mempelajari masa lalunya menjadi tanggung jawab kita bersama, untuk mewariskan pengetahuan dan warisan budaya kepada generasi mendatang.