Senin, 22 Juli 2024

Data Gempa Darat BMKG PGR VII 01/07/24 s/d 22/07/2024

 


Berikut ini kami sampaikan data data kegempaan yang terjadi di Wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, data gempa yang kami sajikan adalah gempa gempa yang terjadi di daratan bersumber pada data BMKG PGR VII. Periode pengamatan sejak 1 juli 2024 hingga 22 juli 2024.

Pola Tata Ruang Berbasis Mitigasi Bencana dan Kearifan Lokal


Indonesia merupakan negara yang rawan bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor. Bencana alam tersebut dapat menimbulkan kerusakan parah dan korban jiwa.
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk memitigasi bencana, salah satunya melalui penataan ruang. Pola tata ruang berbasis mitigasi bencana dan kearifan lokal merupakan salah satu pendekatan yang dapat diterapkan untuk mewujudkan hal tersebut.

Pola tata ruang berbasis mitigasi bencana dan kearifan lokal adalah pendekatan penataan ruang yang mempertimbangkan potensi bencana alam dan kearifan lokal masyarakat setempat. Pendekatan ini bertujuan untuk:

 * Mengurangi risiko bencana alam
 * Meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana alam
 * Menjaga kelestarian lingkungan
 * Melestarikan kearifan lokal masyarakat setempat

Berikut adalah beberapa prinsip dasar pola tata ruang berbasis mitigasi bencana dan kearifan lokal:
 * Memanfaatkan kondisi alam secara optimal
 * Meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan
 * Melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pelaksanaan
 * Memperhatikan kearifan lokal masyarakat setempat
Kami berikan beberapa contoh penerapan pola tata ruang berbasis mitigasi bencana dan kearifan lokal:

 * Membangun rumah tahan gempa di daerah rawan gempa bumi
 * Membangun sistem drainase yang baik di daerah rawan banjir
 * Menanam pohon di daerah rawan longsor
 * Memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan sistem peringatan dini bencana
Pola tata ruang berbasis mitigasi bencana dan kearifan lokal merupakan pendekatan yang penting untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan tahan bencana. Dengan menerapkan pendekatan ini, diharapkan dapat meminimalkan risiko bencana alam dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Penting untuk diingat bahwa penerapan pola tata ruang berbasis mitigasi bencana dan kearifan lokal membutuhkan kerjasama dan komitmen dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta.

Dengan sinergi dan kolaborasi yang kuat, diharapkan Indonesia dapat menjadi negara yang lebih tangguh dan tahan bencana kedepannya.🙏🙏

Update Posisi Siklon Tropis Gaemi/Carina dan Siklon Prapiroon






Berikut kami sampaikan update posisi siklon tropis Gaemi / Carina dan siklon tropis Prapiroon pukul 17.10 WIB 22/07/2024.
Siklon Tropis Gaemi / Carina posisinya sore ini berada di Timur Laut Manila Philipina, untuk sore ini siklon tropis gaemi / carina mempunyai kecepatan angin 100km/jam. Adapun wilayah yang ikut terdampak dari keberadaan siklon tropis ini secara umum adalah pulau Sumatera dan Kalimantan. Siklon Tropis Gaemi / carina diperkirakan akan mencapai puncak kekuatannya pada tanggal 24 Juli 2024.

Siklon Tropis Prapiroon saat ini berada di perbatasan antara Laos dan China. Namun walaupun masuk kategori siklon tropis keberadaaanya tidak akan berdampak sebesar akibat siklon tropis Gaemi / Carina. Siklon Tropis Prapiroon sejauh ini baru berdampak pada gangguang cuaca di Sumatera dan Selat Malaka bila dilihat dari ekor badai yang tampak pada citra satelit cuaca.

Mitigasi Angin Puting Beliung di Wilayah Rawan


Angin puting beliung merupakan fenomena alam yang dapat menimbulkan kerusakan parah. Wilayah yang dilanda angin puting beliung biasanya di area yang sama dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti topografi, kondisi atmosfer, dan pola angin.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memitigasi angin puting beliung di wilayah rawan:

Pencegahan:
 * Pemetaan wilayah rawan: Melakukan pemetaan wilayah yang rawan terkena angin puting beliung berdasarkan data historis dan analisis kondisi geografis.
 * Perencanaan tata ruang: Memastikan tata ruang wilayah mempertimbangkan risiko angin puting beliung, seperti membangun rumah dan bangunan yang kokoh, serta menanam pohon di area yang strategis.
 * Sosialisasi dan edukasi: Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang cara bersiap siaga dan menyelamatkan diri saat terjadi angin puting beliung.

Peringatan dini:
 * Membangun sistem peringatan dini: Membangun sistem peringatan dini yang efektif untuk mendeteksi dan memberikan peringatan kepada masyarakat tentang potensi terjadinya angin puting beliung.
 * Memanfaatkan teknologi: Memanfaatkan teknologi seperti radar cuaca dan satelit untuk memantau kondisi atmosfer dan memprediksi potensi terjadinya angin puting beliung.

Tanggap darurat:
 * Membentuk tim tanggap darurat: Membentuk tim tanggap darurat yang terlatih dan dilengkapi dengan peralatan yang memadai untuk menangani dampak angin puting beliung.
 * Menyiapkan infrastruktur: Menyiapkan infrastruktur yang tahan terhadap angin puting beliung, seperti tempat penampungan sementara dan jaringan komunikasi yang stabil.
 * Melakukan pemulihan pasca bencana: Melakukan pemulihan pasca bencana dengan cepat dan efektif untuk membantu masyarakat yang terkena dampak angin puting beliung.

Dengan menerapkan langkah-langkah mitigasi di atas, diharapkan dapat mengurangi risiko dan dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh angin puting beliung di wilayah rawan.
Penting untuk diingat bahwa mitigasi bencana angin puting beliung membutuhkan kerjasama dan komitmen dari berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta.