Kamis, 01 Agustus 2024

Desa Paseduluran: Solusi Mitigasi Bencana di Kawasan Rawan Erupsi Merapi



Konsep Desa Paseduluran
Desa Paseduluran, atau yang dikenal juga sebagai "sister village," adalah sebuah konsep mitigasi bencana yang diterapkan di kawasan rawan erupsi Gunung Merapi. Konsep ini muncul sebagai respons terhadap pengalaman pahit dari erupsi Merapi tahun 2010, yang menekankan pentingnya kesiapan dan solidaritas antar desa dalam menghadapi bencana alam.

Konsep Desa Paseduluran mulai diterapkan pada tahun 2014 di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Tujuan utamanya adalah untuk mengubah pola pikir pengungsian dari sekadar evakuasi massal ke barak-barak pengungsian menjadi pengungsian berbasis komunitas dan kekeluargaan. Desa yang berada di zona rawan bencana (KRB) berpasangan dengan desa penyangga yang lebih aman.

Dalam sistem ini, desa yang berada di zona rawan bencana memiliki kesepakatan dengan desa penyangga untuk menerima warga yang harus mengungsi saat terjadi erupsi. Misalnya, warga Desa Glagaharjo akan mengungsi ke Desa Sindumartani jika terjadi erupsi besar. Kesepakatan ini dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh kepala desa masing-masing.

Salah satu keunggulan dari konsep Desa Paseduluran adalah pengungsi tidak hanya tinggal di barak-barak pengungsian, tetapi diterima di rumah-rumah warga desa penyangga. Hal ini membantu mengurangi stres dan kebosanan yang sering dialami pengungsi. Mereka dapat beraktivitas bersama keluarga yang menampung mereka, seperti bertani atau kegiatan lainnya, sehingga tetap merasa produktif dan terlibat.

Selain saat terjadi bencana, konsep Desa Paseduluran juga mendorong kerja sama antar desa pada masa pra-bencana. Desa-desa ini diharapkan dapat menjalin hubungan yang saling menguntungkan, terutama dalam bidang ekonomi. Misalnya, desa penyangga dapat membantu memasarkan produk-produk dari desa rawan bencana, sehingga tercipta hubungan yang lebih erat dan saling mendukung.

Meskipun konsep ini memiliki banyak manfaat, implementasinya tidak selalu berjalan mulus. Beberapa desa mungkin menghadapi tantangan dalam hal koordinasi dan sumber daya. Selain itu, tidak semua desa rawan bencana bersedia atau mampu menjalin kerja sama dengan desa penyangga. Oleh karena itu, diperlukan sosialisasi dan dukungan yang berkelanjutan dari pemerintah dan pihak terkait.

Desa Paseduluran merupakan inovasi penting dalam mitigasi bencana di kawasan rawan erupsi Gunung Merapi. Dengan semangat gotong-royong dan solidaritas, konsep ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapan dan ketahanan masyarakat dalam menghadapi bencana. Ke depan, diharapkan lebih banyak desa yang mengadopsi konsep ini dan menjalin kerja sama yang erat untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tangguh.